Taman Sari, Taman Kota Peninggalan Abad Ke-17 Kerajaan Aceh Darussalam

Bustanussalatin (Taman Sari), Banda Aceh

BANDA ACEH, KANALACEH.com – Keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) ibarat oase di tengah kota. Rindang pepohonan berselimutkan rerumputan hijau menjadi lokasi yang tepat untuk sejenak lari dari hiruk pikuk kota.

Letaknya yang strategis dan dilengkapi dengan fasilitas pendukung bisa menjadi pilihan bagi anda yang menyukai konsep wisata taman. Itulah yang ditawarkan Taman Sari, Banda Aceh. Taman yang sudah ada sejak abad ke-17 dan telah berubah wajah.

unnamed4

Riwayat Taman Sari
Taman seluas 3.000 meter persegi tersebut sudah ada sejak zaman Kerajaan Aceh Darussalam. Tempo dulu luasnya mencapai 1/3 Kota Banda Aceh.

Mulanya Taman Sari bernama Taman Ghairah yang merupakan taman istana tempat bermain keluarga raja. Satu kesatuan dengan Bustanussalatin yang artinya taman raja-raja.

Dibangun sebagai taman kesultanan Aceh, tepatnya pada tahun 1514 M. Bustanussalatin terbentang di sepanjang Krueng Daroy yang melintasi Gunongan, Pinto Khop, Kandang, hingga Pulau Gajah, dan Masjid Raya.

Krueng dalam bahasa lokal bermakna sungai. Krueng Daroy sendiri merupakan sungai buatan serupa kanal yang membelah kawasan Bustanussalatin.

Di awal tahun 1970-an masih belum terlihat bangunan-bangunan baru di areal ini, kecuali sebuah rumah musik peninggalan pendudukan Hindia-Belanda di tengah-tengah taman serta tugu proklamasi yang berada di sebelah utara.

Di awal tahun 1980-an dibangun sebuah menara tower air dan cafe bernama ‘Rindang’. Semua bangunan di area ini rusak akibat gempa dan gelombang tsunami pada 26 Desember 2004, kecuali tugu proklamasi dan tower air. Sejak itulah Taman Sari berganti rupa.

Belakangan dengan semangat ikon Banda Aceh Kota Madani, Pemkot lebih sering memakai kata “Taman Bustanussalatin” untuk merujuk tempat itu di berbagai undangan resmi yang digelar di Taman tersebut.

Wajah Taman Sari masa kini
Tsunami pada pengujung 2004 silam telah mengubah wajah kota Banda Aceh, tak terkecuali Taman Sari.

Konsep pembangunannya bergeser dan mengalami perluasan. Taman itu direnovasi kembali dan diperbaiki seperti semula, bahkan ditambah beberapa fasilitas penunjang lainnya.

Taman Sari merupakan sebuah taman wisata yang direkomendasikan untuk wisata keluarga.

Kini taman ini tampil lebih menarik dengan kehadiran area bermain anak-anak (area kids rock).

Selain itu keberadaan hot spot gratis juga membuat kalangan muda betah berlama-lama di sini. Kehadiran gedung serba guna juga menjadi tempat berbagai perhelatan.

Fasilitas pendukung seperti toilet dan musala menambah kenyamanan pengunjung. Sebagai salah satu ikon kota, Taman Sari juga kerab menjadi lokasi pameran, festival budaya, hingga pagelaran seni.

unnamed5

Lokasi dan Waktu
Taman Sari berada di tengah-tengah pusat kota. Bersebelahan dengan Masjid Raya Baiturrahman dan berada tepat di depan balaikota dengan landscape memanjang.

Secara administratif taman ini berada di Jalan Sultan Abdullah Anjung Rimba. Untuk menuju lokasi ini pun tergolong mudah.

Anda bisa menggunakan berbagai macam kendaraan baik kendaraan umum maupun pribadi.

Sore hari merupakan waktu yang nyaman untuk berkunjung, apalagi kalau cuaca bersahabat. Kota Banda Aceh terbilang panas, jadi bagi anda pelancong ada baiknya memakai topi atau sunblock.

Kita bisa memilih duduk di bangku taman maupun lesehan di rerumputan. Khusus bagi anda pelancong, berkunjunglah pada April. Pada saat itu biasanya digelar Banda Aceh Expo.

Bisa juga berkunjung pada Bulan September saat perhelatan piasan (pagelaran) seni. Ada juga da’wah umum setiap bulannya yang mendatangkan ustad atau pesohor dari ibukota.

Itu jika anda ingin datang dengan membawa kesan khusus, jika pun tidak maka Taman Sari selalu menjadi pilihan tepat untuk sekadar melepas penat. Merasakan atmosfer taman warisan raja diraja Aceh. (Nurul Hayati)

Sumber : aceh.tribunnews.com

Related posts