Perjuangan Ratna dalam Mencari Tiram di Dasar Laut

Pergumulan Ratna dalam Mencari Tiram di Dasar Laut

“ Karena tiram tidak jarang menempel pada batu-batu besar, tentu saja tidak dapat diangkat seorang diri. Makanya kami harus bekerja dan menyelam secara bersama-sama,”

Banda Aceh (Kanalaceh.com) – Sambil menyelam mencari tiram. Itulah yang dilakukan Ratna Wilis (27). Sosok ibu rumah tangga yang merupakan salah satu pencari tiram di kawasan Alue Naga, Banda Aceh. Ratna ikut mencari tiram ke beberapa tempat lain seperti ke Kanal Banjir Lamnyong, Deah Geulumpang Meraxa, dan Lamteh Peukan Bada.

Penghasilan dari penjualan tirom yang telah dibersihkan dan dilepas dari cangkangnya antara Rp 5.000 – 15.000 per mug ukuran kaleng susu kecil. “Biasanya tirom lebih banyak dicari oleh konsumen pada waktu bulan ramadahan,” kata Ratna kepada Tabangun Aceh beberapa waktu lalu, di Alue Naga.

Pencarian tiram dilakukan dengan peralatan yang sangat sederhana secara turun-temurun. Para pencari tiram yang umumnya adalah ibu rumah tangga itu hanya memanfaatkan kaki mereka sebagai alat pendeteksi keberadaan tiram.

Jadwal mereka dalam bekerja tidak menentu tergantung dari pasang surut air laut. Tak jarang para pencari tiram harus turun pada pagi hari setelah shalat subuh atau sebelum shalat subuh.

Tapi lain halnya dengan para pengumpul tiram yang berada di daerah Meuraxa. Mereka mengambil tiram dengan cara menyelam ke dasar laut.

Biasanya tiram yang dijadikan sebagai target menempel pada batu batu karang di dasar laut pada bebatuan. Pekerjaan ini juga kebanyakan dilakoni oleh ibu-ibu rumah tangga yang ingin menambah penghasilan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Biasanya para pengumpul tiram bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 3-6 orang. “Karena tiram tidak jarang menempel pada batu-batu besar, tentu saja tidak dapat diangkat seorang diri. Makanya kami harus bekerja dan menyelam secara bersama-sama,” kata Ratna.

Perlu kejelian untuk mencari tiram di dasar laut ini karena apabila hanya mangambil batu secara acak tidak akan mendapatkan banyak hasil. Mata adalah modal utama dalam pencarian ini.

Bila pencarian tiram yang dilakukan masih di dekat pantai, biasanya batu yang berhasil diangkat ke permukaan langsung diangkat ke pinggir pantai untuk dicongkel. Peralatan yang digunakan sekarang ini hanyalah peralatan sederhana yaitu sarung tangan dan pisau.

“Semoga seiring kemajuan zaman sekarang nantinya ditemukan peralatan untuk menangkap tiram yang lebih modern dan tepat guna sehingga memudahkan kami para ibu rumah tangga yang bergelut dengan air, pasir dan batu laut dalam mencari tiram untuk menambah penghasilan keluarga,” ujar Ratna penuh harap. []

Sumber: Tabangun Aceh

Related posts