Masyarakat Aceh Protes “Pohon Kohler” Ditebang

Kohlerboom "Pohon Kohler" di sisi utara Masjid Raya Baiturahman. Foto: googleimages.com

Banda Aceh – Masyarakat peduli sejarah Aceh (Mapesa) menyayangkan tindakan penebangan pohon kohler dalam proyek perluasan Mesjid Raya Baiturrahman(MRB).

Ketua Mapesa, Mizuar Mahdi, sangat menyesali tindakan penebangan pohon kohler yang dilakukan oleh pelaksana proyek tersebut.

“Bak geulumpang atau Pohon kohler yang ada di pekarangan Mesjid Raya itu adalah pohon bersejarah untuk Aceh. Penebangan pohon tersebut hal yang sulit diterima oleh akal sehat,” ujar Mizuar Mahdi dalam rilis, Jum’at, 20 November 2015.

Walaupun pohon tersebut adalah pohon yang ditanam ulang oleh Prof Dr Ibrahim Hasan pada tahun 1988, namun ia berpendapat pohon tersebut seharusnya dirawat dan dijaga.
Menurut Mizuar, pohon tersebut akan menjadi penanda bagi peristiwa besar yang terjadi di Aceh.

“Pohon tersebut akan menjadi penanda dan bukti kekalahan Belanda ketika menginvansi Kerajaan Aceh tahun 1873. Dimana Panglima Perang Belanda, Mayor Jenderal J.H.R Köhler, tewas tertembak oleh prajurit Aceh di lokasi tersebut,” ujar Mizuar.

Karena pohon kohler yang sudah terlanjur ditebang, Mizuar menyarankan kepada Pemerintah Aceh untuk menanam kembali pohon serupa dan membangun sebuah meseum di lokasi tersebut.

“Meseum tersebut akan menjadi monumen sebagai bukti besarnya semangat jihat rakyat Aceh dalam melawan penjajahan Belanda. Monumen itupun nantinya akan menjadi penyemangat bagi generasi Aceh dalam menata masa Aceh yang lebih baik,” ujar Mizuar.

Gelombang protes terhadap penebangan pohon Kohler, juga dilayangkan oleh Organisasi Masyarakat (Ormas) Al Kahar Banda Aceh.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Al kahar, Muhajir, mengatakan pemerintah harus bertanggung jawab atas hilangnya salah bukti sejarah di halaman Masjid Raya Baiturrahman.

Pihaknya mengusulkan agar dibangun sebuah monumen perjuangan Aceh melawan Belanda di lokasi tewasnya panglima perang Belanda, Mayor Jenderal J. H.R Kohler.[Rilis]

Related posts