Pemerintah Aceh diminta berdayakan pelaku film dan musik

BANDA ACEH – Ketua Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Aceh, Dr Hamdani M Syam, mengakui potensi film dan musik Aceh sudah bagus. Tetapi, Ia berharap kepada pemerintah untuk mengambil peran dalam pemberdayaan ekonomi para pelaku film dan musik Aceh.

Menurutnya, masih banyak para pelaku film dan musik Aceh yang tidak terberdayakan, terutama segi ekonominya.
“Kasian mereka yang main film itu kadang-kadang masih jual pisang,” kata Hamdani saat mengisi acara Seminar Nasional dan Pelantikan Pengurus ISKI Aceh, di Aula kantor Bappeda Aceh, Kamis (26/11).

Dia juga berharap, film Aceh harus dibangun dari segi islami agar negara-negara tetangga juga bisa mengkonsumsinya. “Nantinya, negara seperti Brunei Darussalam dan Malaysia bisa mengkonsumsi film kita. Jangan hanya kita yang mengkonsumsi film dari luar negeri,” tambahnya.

Ilmu Komunikasi, kata dia, juga tidak hanya sebagai hiburan semata saja, tetapi bisa untuk pembangunan Aceh ke depannya. Hal itu bisa dilakukan dengan memberikan identitas ke-Acehan film dan musik.

“Film dan musik itu sangat menentukan identitas suatu daerah. Maka, harus dikritisi hal-hal tidak melambangkan identitas Aceh,” ungkapnya.

Kepengurusan ISKI Aceh 2015-2019 yang baru dilantik oleh ketua ISKI Pusat, Yuliandre Darwis, akan melakukan rekonsiliasi pengurus agar tetap kompak dan memikirkan apa yang akan dilakukan kedepannya.

Lanjutnya, kata Hamdani, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Aceh sudah menawarkan tentang sosialisasi pengguna narkoba melalui gerakan komunikasi ke sekolah-sekolah. Lalu, ISKI Aceh juga akan kerjasama dengan Majelis Permusyarawatan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) guna membicarakan tentang jurnalisme damai.

“Kita akan melihat objektivitas yang seharusnya dimainkan oleh media dalam menjaga perdamaian, karena banyak potensi konflik dari pemberitaan yang dimunculkan,” tandas Hamdani yang terpilih dalam Musyawarah Daerah ISKI Aceh I di aula FISIP, Unsyiah, pada agustus lalu. [Aidil Saputra]

Related posts