Tetapkan Hari Tsunami Internasional, Jepang Minta Dukungan Indonesia

Ketua Liga Parlemen Jepang-Indonesia, Toshihiro Nikai, menanam pohon di Museum Tsunami Aceh. Foto: T Irawan

BANDA ACEH – Menindaklanjuti upaya penanggulangan bencana tsunami di dunia, negara Jepang mengajak Indonesia, menyetujui penetapan hari tsunami Internasional yang ditetapkan setiap tanggal 5 November.

Hal itu disampaikan Ketua Liga Parlemen Jepang-Indonesia, Toshihiro Nikai kepada wartawan, saat berkunjung ke Museum Tsunami Aceh, di Banda Aceh, Rabu (25/11/2015).

“Kami sekarang mendorong supaya hari tsunami dunia ditetapkan. Gagasan ini kami sudah dapat dukungan dari Presiden dan Wakil Presiden Indonesia,” katanya.

Penetapan tanggal tersebut, kata Toshihiro, tidak diambil dari tanggal bencana tsunami yang menerjang provinsi Aceh, yakni 26 Desember 2004, dan tsunami yang menerjang sebagian wilayah di Jepang tangal 11 Maret 2011 silam. Namun, penetapan tanggal tersebut, diambil dari kejadian tsunami Jepang seratus enam puluh tahun silam.

Karena dalam kejadian tersebut, terdapat upaya antisipasi tsunami dengan cara membuat kebakaran di atas bukit, agar masyarakat lari melihat kejadian tersebut. Dengan demikian masyarakat bisa terhindar dari terjangan air laut.

Dikatakan, penetapan tanggal 5 November sudah mendapat persetujuan 135 Negara di dunia. Dalam waktu dekat, katanya, akan ditetapkan melalui forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Pihak Liga Parlemen Jepang, meminta persetujuan Indonesia untuk lebih menguatkan hal tersebut.

“Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, sudah menyetujui penetapan tanggal tersebut.”

“Sekarang saya upayakan untuk mengajak Negara-negara lain agar hari tersebut ditetapkan. Mengapa kami mengajak indonesia mendukung gagasan itu, karena di Indonesia telah terjadi bencana besar (tsunami) yang memakan korban lebih 200 ribu orang,” katanya.

Dia mengaku tergerak menggagas penetapan hari tersebut, untuk mengupayakan penanggulangan tsunami lebih awal. “Mungkin dari satu sisi bencana alam itu tidak bisa terhindari. Tapi kami memiliki satu perasaan bahwa kami tidak menyerah dengan bencana tersebut,” tuturnya.

Dalam penanggulangan, parlemen Jepang terus melakukan pengkajian-pengkajian mengenai antisipasi tsunami di masa yang akan datang. Menrutnya, beberapa waktu belakangan ini, pembahasan penetapan hari tersebut, telah dibahas di forum internasional, yang dihadiri ilmuan-ilmuan ternama.[T IRAWAN]

Related posts