Roberto Martinez Khawatir Karena Banyaknya Perubahan Manajer

Manajer Everton, Roberto Martinez (foto: telegraph.co.uk)
Manajer Everton, Roberto Martinez (foto: telegraph.co.uk)

Liverpool (Kanal Aceh) – Manajer Everton Roberto Martinez khawatir dengan mudahnya klub-klub Premier League berganti manajer. Dia menilai hal itu membuat tim-tim tak pernah terbangun secara optimal.

Sepanjang 2015, sudah ada lima manajer yang dipecat di Premier League. Mereka adalah John Carver, Nigel Pearson, Brendan Rodgers, dan Tim Sherwood.

Nama Jose Mourinho juga diyakini dipecat oleh Chelsea belum lama ini, meski pihak klub memilih menggunakan istilah pisah atas kesepakatan bersama. Selain nama-nama tersebut, ada juga sosok Dick Advocaat yang mundur dari jabatan manajer Sunderland pada awal Oktober lalu.

Martinez, yang sudah terjun ke Inggris sebagai manajer sejak 2007 silam, telah memperhatikan kebiasaan klub-klub untuk mudah mengganti manajer saat mengalami situasi sulit. Menurutnya hal itu membuat setiap proyek yang diusung klub dan manajer di awal kesepakatan menjadi tak berjalan dengan optimal.

Selain itu tekanan besar yang dipikul para manajer membuat mereka tak bisa bekerja dengan tenang.


Baca Juga:

Saatnya Mourinho Pulang Kampung

Pep Guardiola Ke Manchester City?


“Saya punya simpati terhadap sepakbola secara umum. Saya rasa kami sudah menjadi gila dalam mencoba menjual proyek-proyek baru sepanjang waktu, dan saya rasa kami perlu menerima bahwa di sebuah laga sepakbola Anda akan menang, imbang, atau kalah,” ujar Martinez dikutip soccerway.

“Anda tak akan menang setiap pekannya dan kami seharusnya mencoba memberikan para manajer waktu untuk menjalannya visi mereka dan menemukan solusi. Kalau tidak, kami menjadi sangat rapuh dan, setelah satu atau dua kekalahan, Anda tampak sudah akan menjual proyek baru lagi.”

“Orang lain akan datang dan diberikan lagi waktu dua laga, kemudian kami akan terlihat menjual sebuah proyek baru lainnya dan saya merasa sepakbola Inggris tidak berdasarkan pendekatan itu. Saya tidak merasa DNA sepakbola Inggris itu soal perubahan, dari satu manajer ke lainnya dan tidak memiliki konsistensi dalam proyek.”

“Ini benar-benar disayangkan. Kalau kita melakukan perubahan manajer setiap kali menjalani periode sulit, Anda tidak akan pernah menemukan tim yang sukses, Anda tidak akan pernah menemukan kisah sukses yang sebenarnya, yang kita pernah dapatkan selama bertahun-tahun di Inggris. Itu sangat menyedihkan,” demikian Martinez. (detiksport)

Related posts