Lokakarya agrowisata berbasis komunitas kopi digelar di Takengon

Takengon (KANALACEH.COM) – Lokakarya agrowisata berbasis komunitas kopi digelar di Takengon, Aceh Tengah, Rabu (20/7). Kegiatan itu dibuka oleh Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin.

Peserta Lokakarya terdiri dari beberapa pejabat SKPA dan SKPK terkait dari empat Kabupaten, Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues dan Aceh Selatan.

Selain itu juga yang menjadi peserta yakni sektor swasta, pegiat kopi, serta pengurus forum kopi dan Masyarakat Perlindungan Kopi Gayo.

Lokakarya yang difasilitasi Bappeda Aceh ini, menurut panitia penyelenggara, Aswar ditujukan untuk mempromosikan agrowisata kopi di dataran tinggi Gayo.

“Melalui Lokakarya agrowisata kopi diharapkan ada kesepahaman diantara pemangku kepentingan dalam mengelola dan mengembangkan kawasan agrowisata kopi,” kata Aswar.

Lokakarya diisi dengan beberapa materi diantaranya strategi dan kebijakan pengembangan pariwisata Aceh dengan narasumber Kadis Budaya dan Pariwisata Aceh, Reza Fahlevi, kemudian Best Practise pengelolaan dan pengembangan Agrowisata berbasis komunitas oleh Made Suarnata, seorang pegiat wisata ekologi berbasis desa.

Selain itu, para peserta Lokakarya dipaparkan materi tentang tantangan pengembangan Agrowisata Kopi Gayo yang dibawakan oleh praktisi lokal, Zaini.

Sementara Bupati Nasaruddin mengatakan, Lokakarya yang digagas sangat tepat untuk merumuskan model dan strategi pengembangan potensi Kopi Gayo sebagai objek Agrowisata utama di Provinsi Aceh

“Saat ini Kopi adalah yang paling siap untuk pengembangan agrowisata,” ujar Nasaruddin

Kesiapan tersebut menurutnya, karena akses untuk menjangkau wilayah tengah Aceh saat ini sudah relatif lebih lancar, baik melalui jalan darat maupun jalur udara yang beberapa waktu kedepan akan rutin beroperasional pesawat berbadan sedang.

Nasaruddin menegaskan pihaknya konsen untuk membenahi infrastruktur jalan perkebunan kopi yang diharapkan tidak hanya memudahkan pengangkutan produksi tapi juga bernilai wisata

“Jadi kedepan sektor kopi bukan hanya tentang produksi, namun juga nilai tambah ekonomis dari agrowisata,” ujar Nasaruddin. [Aidil/rel]

Related posts