Banda Aceh – Badan Pekerja (BP) Silaturahmi Nasional Raja-Sultan Nusantara, mengunjungi Aceh, Minggu (22/11/2015) pagi. Kunjungan Raja Samu-Samu ke Tanah Rencong ini merupakan bagian dari lawatan BP Silatnas Raja-Sultan Nusantara ke sejumlah Provinsi di Indonesia, sekaligus mempererat persaudaraan antara raja-sultan yang ada di Nusantara.
Rombongan yang dipimpin Ketua BP Silatnas, P.R.A Arief Natadinigrat dan Sekjen BP Silatnas Upu Latu M.L. Benny Ahmad Samu Samu itu diterima oleh Gubernur Aceh, dr H Zaini Abdullah, di Meuligoe Aceh, Banda Aceh.
Pertemuan berlangsung hangat dan penuh keakraban.
Mewakili seluruh masyarakat Aceh, Gubernur Zaini Abdullah, menyampaikan rasa bahagia berkesempatan menerima dan menjamu para Raja dan Sultan dari Nusantara itu. “Mudah-mudahan kunjungan ini menghadirkan semangat baru bagi Aceh untuk memajukan kebudayaan,” kata Zaini Abdullah.
Gubernur mengaku, kedekatan hubungan erat antara Aceh dan Maluku sudah terjalin sejak lama. Gubernur Zaini juga menyatakan komitmen bersama untuk terus melestarikan Adat dan kebudayaan nusantara.
Secara khusus, dokter lulusan USU Medan itu juga mengungkapkan bahwa Tsunami dan perdamaian pasca konflik telah membuat Aceh lebih terbuka terhadap dunia luar. Aceh kembali bangkit, sebut Gubernur, untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur, ekonomi, pendidikan dan sosial budaya.
Raja Samu Samu, Maluku, sudah ada sejak Abad XVI – Tahun 1556 Masehi, diawali sejak wafatnya Raja Moyang Kota diteruskan Anak kandungnya Bernama Raja Moyang Abigael Samu Samu.
Sekjen BP Silatnas Upu Latu M.L. Benny Ahmad Samu Samu, berharap kunjungan silaturrahmi ini, selain mempererat persatuan dan kesatuan bangsa, juga diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk sinergitas dan kemajuan pembangunan di tanah air, khususnya di bidang kebudayaan.
Dijadwalkan, rombongan Tim Konderu Nusantara tersebut juga akan berkunjung ke Langkat, Tapanuli Selatan, Makasar, dan Pulau Dewata, Bali. “Perjalanan silaturrahmi ini bagian dari merajut kebersamaan dalam memperkuat budaya bangsa,” papar Benny Ahmad Samu Samu.
Mengembalikan kejayaan Raja dan Sultan Nusantara, sebut Benny Ahmad, harus terus ditingkatkan, sehingga keberadaannya tidak luntur dan terkikis oleh era multidimensi.
Hubungan dengan Kesultahan Aceh
Aceh dan Maluku memiliki hubungan erat dimasa lampau. Dijelaskan, sekitar tahun 1870-an, setelah pendaratan pasukan Belanda yang menyerang Kesultanan Aceh Darussalam, beberapa petarung dari kerajaan Samu-samu datang ke Aceh, untuk membantu mengusir Belanda dari tanah Aceh.
Juga menurut informasi, langsung dari Raja Samu Samu VI bahwa, Ayahanda dan Kakeknda beliau yaitu Raja Samu Samu IV dan V lahir di Kutaraja. Hubungan erat ini terus berlangsung hingga bertahun tahun sampai pada saat Sultan Muhammad Daud Syah diasingkan ke Ambon, beliau juga sempat disambut baik oleh Raja Samu Samu yang ada di Ambon, pada masa itu.
Masa itu pula, Sultan Muhammad Daud Syah sempat mengislamkan beberapa Fam dari keluarga Samu Samu hingga memicu kemarahan pihak Belanda, yang kemudian Sultan dipindahkan ke pusat Pemerintahan Kononial masa itu, Batavia. []