Anak Muda Aceh Sekarang Kurang Berani Memulai Usaha

PRIA berkacamata dan bertubuh atletis ini memiliki sejumlah usaha di Banda Aceh, diantaranya, Danish Car Interior dan Danish Home Interior. Selain itu juga, Ia memiliki beberapa unit usaha lainnya, seperti service AC mobil, dan pembibitan serta usaha jabon.

Muchsin, begitu Ia akrab dipanggil oleh rekannya, pria lulusan sarjana teknik universitas Syiah Kuala ini, memulai usahanya dari kecil.

Bagi para pemilik mobil di Banda Aceh, tentu sebagian kenal dan akrab dengan owner atau pemilik Danish Car Interior ini, sebab keluwesannya berbicara, caranya bergaul, membuat banyak pihak yang dekat dengan dirinya.

Muchsin memiliki cita-cita yang tinggi untuk Aceh, diantaranya Ia ingin mendirikan pabrik yang memproduksi aneka ragam kebutuhan masyarakat, yang bahan bakunya bersumber dari kekayaan sumber daya alam Aceh.

“Sumber daya alam di Aceh ini sangat melimpah, tapi kita belum menggunakannya secara optimal,” terangnya.

Selain itu juga, ungkap Muchsin, sumber daya manusia di Aceh juga sangat kurang, terutama pemuda-pemuda trampil di Aceh, hal inilah yang menyebabkan banyak sektor usaha di Aceh ini belum bergerak.

Pemuda Aceh zaman sekarang, sebut Muchsin, kurang memiliki keberanian untuk memulai usaha, sebab kebanyakan dari mereka lebih memiliki hal-hal yang mudah dan tidak punya tantangan, seperti jadi kontraktor di pemerintahan, atau jadi PNS.

Kalau kita buka kembali pendahulu kita, ungkap Muchsin, sebenarnya orang-orang Aceh lah yang memiliki jiwa dan semangat wirausaha, dan ini terbukti dari banyak buku-buku yang menjelaskan bagaimana sejarah perdagangan antar Aceh dengan daerah lainnya.

“Dan bahkan, orang Aceh itu sudah berdagang dengan negara lain sebelum negeri yang bernama Indonesia ini lahir,” sebut Muchsin.

Memang, untuk saat ini banyak kendala bagi anak-anak muda untuk memulai berusaha, terutama iklim usaha yang belum sepenuhnya mendukung keberadaan kawula muda untuk mengkreasikan gagasan dan ide-ide mereka.

Untuk itu, pemerintah sebagai regulator, perlu untuk mendukung dan merangsang semangat anak-anak muda Aceh, dan tentunya dengan berbagai fasilitas dan kemudahan untuk berusaha. “Banyak skema yang bisa diciptakan untuk membangun semangat entepreneurship anak muda Aceh, jelas Muchsin. [Saky]

Related posts