Cerita Syarifah Nargis selamat dari tsunami

SYARIFAH Nargis (39), salah satu guru di SMPN 1 Banda Aceh,  Selasa (22/12), menceritakan pengalaman hidup yang tidak akan dilupakannya sepanjang hidup saat selamat dari hantaman gelombang maha dahsyat, Tsunami Aceh yang menerjang ujung provinsi di Pulau Sumatera ini pada 26 Desember 2004, atau 11 tahun yang lalu.
Pada saat tsunami terjadi, kata Syarifah, Ia dan suami, serta anak yang masih kecil, serta kakaknya tinggal di kawasan Kajhu, Kecamatan Baitussalam, tepatnya persis dibelakang penjara.

Sebagai orang yang awam bencana, saat terjadi gempa, dan ketika orang-orang berlarian berteriak dan mengatakan air naik, dirinya tidak paham apa yang terjadi. “Jadi saat dikatakan air naik, saya hanya keluar rumah, sebab saya pikir mungkin hanya banjir biasa,” katanya.

Nah, saat keluar rumah itulah, dirinya terkejut teramat sangat, sebab air yang dimaksud naik oleh warga tadi, datang sangat cepat, yang tinggi gelombangnya tidak dapat saya bayangkan. “Tidak bisa saya bayangkan tinggi air saat datang, dan yang saya tau tubuh ini tergulung didalam air dan berputar-putar,” tuturnya.

Saat peristiwa tsunami itu, kata Syarifah, dirinya tengah hamil 9 bulan, dan hanya tingga menunggu melahirkan saja, jadi ketika tubuh saya berputar-putar didalam air, hanya doa yang dapat saya panjatkan kepada Allah.

Dan ketika berputar didalam air itulah, tiba-tiba ada semacam kotak yang persis menempel diperut saya yang sedang hamil itu, dan seperti mengangkat tubuh ini ke atas, ungkapnya.

Saat tubub saya terangkat ke atas itu, air masih sangat tinggi, jarak antaranya tubuh dengan plafon rumah hanya menyisakan sedikit ruang untuk bisa bernafas, dan selanjutnya dengan susah payah saya mencoba naik ke atap rumah.

Nah, saat tiba diatap rumah inilah saya semakin takjub, sebab ternyata tempat saya berdiri inilah merupakan satu-satunya bangunan yang masih utuh, dan di sekeliling tidak ada satu bangunan pun. Dari tujuh orang yang tinggal serumah dengan saya, tiga orang meninggal, dan 4 lainnya selamat, termasuk saya, anak yang masih kecil, dan suami, tuturnya.

Dan Allhamdulillah, bayi yang saya kandung dulu, saat ini sudah besar, dan sudah duduk dibangku sekolah dasar kelas VI. “Apa yang terjadi dalam kehidupan saya ini, semua adalah Mukjizat dan kuasa Allah SWT,” ucap Syarifah seraya mulutnya berzikir menyebut asma Allah.

Related posts