Resto Canai Mamak Siap Sambut MEA

Resto Canai Mamak Siap Sambut MEA

“Makanan Aceh Kaya Rasa,” ujar Zamzami dengan mimik serius, sambil menyeruput kopi arabica panas. Mantan petani nilam ini, tampak nyentrik dengan perpaduan kaos dan jeans biru dongker.

Dalam bincang-bincang dengan kanalaceh.com di sebuah Café seputaran Banda Aceh, Kamis (31/12) sore, pria kelahiran Pidie itu mengungkapkan kekagumannya akan varian makanan Aceh. Ia meyakini, prospek bisnis kuliner di Aceh masih menjanjikan dan akan tetap bertengger sekaligus menjadi idola seperti tahun-tahun sebelumnya. Namun, sebutnya, dengan masuknya era Economic Asean Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), bisnis kuliner Aceh diperkirakan akan menjadi lebih “seksi”. Persaingan bisnis kuliner di “tahun monyet api” ini diprediksi bakal semakin kompetitif dan complicated.

Dikatakan, perdagangan bebas yang ditandai dengan integrasi, investasi dan liberalisasi modal menuntut kemampuan manusia dengan standar internasional, sehingga punya daya saing untuk bekal berkompetisi. Bisnis kuliner, katanya, sangat menjanjikan bahkan belakangan ini banyak investor dari luar Aceh yang berani menanamkan modalnya di Aceh.

“Yang dibutuhkan adalah kesiapan SDM karena persaingan tidak mungkin dibendung dan kami sudah siap untuk itu. kami sudah memberikan pelatihan untuk pengembangan skill karyawan dan kami akan terus eksis dalam menyambut wisatawan dunia, ” ujarnya.

Canai Mamak terus melakukan terobosan baru dengan berbagai inovasi tanpa mengenyampingkan kenyamanan pelanggan. Bahkan, di tahun 2016 ini selain menambah spesifikasi dan varian menu, manajemen juga akan menyajikan menu pagi. Artinya, Resto Canai Mamak akan buka sejak pagi hari. “ini untuk menyahuti tuntunan pelanggan,” jelas pria kelahiran 1977 itu, sembari melirik wajah sohibnya, Mirza Soni.

“Kami juga sedang merintis pusat pelatihan untuk penguatan skill para karyawan dan chef ,” timpal Lelaki berkumis tipis itu.

Resto Canai Mamak Siap Sambut MEA

Sapaan akrabnya Tommy. Bagi pecinta kuliner di Aceh, nama Tommy sama sekali tidak asing. Ia adalah owner Resto Canai Mamak Kuala Lumpur Banda Aceh. Baginya, dunia kuliner ibarat ‘perempuan cantik’ yang mesti di hijab style. Pengetahuan, skill, krativitas dan inovasi mempunyai peran penting untuk membangkitkan usaha kuliner Aceh dan ini juga berdampak langsung dalam mendongrak sektor pariwisata, katanya.

Restoran Canai Mamak KL Banda Aceh merupakan salah satu kuliner favorit dan tempat asyik buat nongkrong berbagai kalangan, terutama di sore hari, jelang senja atau malam hari. Interiornya cukup apik, pramusajinya pun ramah dan terlatih.

Dari segi rasa, Canai Mamak tidak ada duanya. Adonan tepung yang “dilempar-lempar tinggi melewati kepala” ala Tomchef itu kemudian berubah menjadi varian rasa. Tekstur rotinya halus dan empuk dengan rasa yang khas.

Variannya tersedia dalam aneka rasa, mulai dari canai rasa keju, nanas, srikaya, pisang, coklat, hingga rasa durian. Bagi yang tidak akrab dengan rasa manis, tak perlu khawatir, sebab disana tersedia canai telur yang dipadu dengan kari ayam. Canai varian ini cenderung gurih dan sangat nikmat jika disantap dengan kari ayam, tambah bumbu kentalnya plus segelas teh tarik. Ehmm.

Resto Canai Mamak Siap Sambut MEA

Saat ini Restoran Canai Mamak sudah menampung 60-an tenaga kerja lokal. Ya. Visioner, kreativitas dan tekat kuat dalam menghadapi tantangan wajib dimiliki seorang entrepreneur. Karena kreativitas juga merupakan kunci sukses seorang pengusaha.”Banyak teman-teman pelaku usaha yang mulai menyesuaikan diri, misalnya dengan menghadirkan customer service yang pandai berbahasa Inggris. Bahkan ada teman pelaku usaha yang mendatangkan SDM dari Thailand,”  ujar Rafli, yang diamini Tommy. Ledak tawa pun memecahkan senja akhir tahun 2015. [*]

Related posts