Hilang Saat Melaut, Nelayan Aceh Disandera Kapal Asing

Nelayan Aceh yang Hilang Dikabarkan Berada di India
Halima (41) dan Gita (21), istri dan anak Agus Salim (51), nelayan yang menjadi korban penyanderaan kapal asing, memperlihatkan foto ayahnya (Kompas)

Meulaboh (KANALACEH.COM) – Setelah hilang saat melaut sejak 15 November 2014 lalu, Agus Salim (51), seorang nelayan warga Desa Panggong, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, tiba-tiba menghubungi keluarganya melalui telepon seluler.

Saat menghubungi keluarga, Agus mengaku disandera di sebuah kapal besar milik nelayan asing di perairan Samudera Hindia.

“Dua hari lalu kami terima telepon, bicara dengan ayah. Kata ayah, dia masih selamat tapi sekarang disandera di sebuah kapal besar dan dipekerjakan paksa. ‘Ayah tidak dapat keluar dari sanderaan itu karena di kapal itu ada penjagaan, anjing pelacak dan harimau sehingga ayah tidak tahu kapan dapat pulang ke rumah, Nak, tapi ayah usahakan bisa pulang secapatnya’,” kata Gita Fazilla (21), anak kandung Agus meniru perkataan ayahnya saat dijumpai, Senin (26/1).

Dalam percakapan singkat dan penuh rindu itu, lanjut Gita, ayahnya masih selamat karena ditolong oleh nelayan kapal asing yang belum diketahui asalnya setelah dua minggu terombang-rambing di laut lepas saat kapal miliknya dihantam gelombang besar hingga pecah, Sabtu (15/11/2014).

“Ayah bilang kepada kami dia seperti dijual. Ayah menangis dan mengeluh karena muka dan dadanya yang sempat luka saat dihantam gelombang hingga sekarang masih terasa sakit. Namun lukanya mulai membaik karena telah diobati oleh orang asing itu. ‘Tapi ayah tak dapat keluar’, kata ayah dengan suara kecil sambil menangis,” ungkapnya.

Gita menuturkan, di atas kapal asing yang menjadi tempat ayahnya disandera juga terdapat sejumlah nelayan asal Aceh dan daerah lain. Mereka juga disandera dan diperkerjakan paksa sama dengan ayahnya.

“Kata ayah banyak nelayan lain juga disandera dikapal itu, ada yang sudah lebih awal disandera daripada ayah, mereka sudah bisa keluar-keluar, kalau ayah masih dikawal ketat, ayah sekarang berada di barak 0311,” katanya.

Gita berharap ada pihak yang mau membantu melacak keberadaan ayahnya dan segera dapat dipulangkan agar bisa berkumpul kembali bersama keluarganya.

“Kami berharap ayah segera dapat dipulangkan, kami enggak tahu lagi cari cara bagaimana lagi, kami terus berdoa dan berusaha ayah segera dapat pulang,” harap Gita.

Setelah dikabarkan hilang sejak akhir tahun 2014, pemerintah, Panglima Laot dan para nelayan di Aceh Barat sempat melakukan pencarian selama beberapa hari. Namun, Agus tak berhasil ditemukan. Mereka hanya menemukan puing-puing kapal miliknya dan pakaian bekas yang sering dikenakan saat melaut.

“Setalah kejadian dulu, pemerintah ada memberikan bantuan untuk melakukan pencarian bersama nelayan dan panglima laot, tapi yang ditemukan saat itu hanya puing kapal, fiber dan pakaian milik ayah,” ujarnya. [Kompas]

Related posts