Stok tabung oksigen tak ada, bayi 16 bulan di Aceh Utara tewas

Mendiang Muhammad Reza, penderita sesak nafas. (Ist)

Lhoksukon (KANALACEH.COM) – Diduga akibat stok tabung oksigen yang kosong di Puskesmas, seorang bayi penderita sesak nafas dari pasangan Razali (45) dan Rohani (35), Muhammad Reza usia 16 bulan meninggal dunia di Gampong Ulee Barat, Kecamatan Seunudon, Aceh Utara, Senin (11/4).

Paman korban, M. Jabar menceritakan, pada Sabtu (9/4) malam, korban dibawa orang tuanya ke Puskesmas Seunuddon karena penyakit sesak nafasnya kambuh. Namun, dokter atau petugas medis di Puskesmas tersebut tidak melayani sama sekali bocah itu dengan alasan karena tidak ada tabung oksigen.

Petugas piket Puskesmas pun menyuruh keluarga pasien untuk membawa korban ke tempat lain tanpa surat rujukan dan bantuan transportasi ambulance untuk memberikan pertolongan.

“Padahal kondisi pasien sudah sangat kritis,” ujar M Jabar.

Satu jam kemudian, bocah itu tak tertolong lagi dan meninggal dunia sekira pukul 04.00 WIB. Ibunya, Rohani menjerit histeris ketika mengetahui buah hatinya tanpa disadari meninggal di dalam gendongannya.

Terkait kejadian tersebut, pihak keluarga korban merasa sangat kecewa dengan pelayanan tenaga medis yang bertugas di Puskesmas Seunuddon.

Pada Senin (11/4) sore, Kepala Puskesmas bersama staf medis mengunjungi rumah duka untuk memohon maaf kepada keluarga korban atas kelalaian petugas piket Puskesmas itu.

M Jabar mengatakan keluarga korban akan menggugat pihak Puskesmas dan instansi terkait yang ada di Aceh Utara yang mengakibatkan hilangnya nyawa keponakannya.

“Kami tidak mau ada lagi kejadian ini seperti ini untuk masa yang akan datang,” cetusnya.

Kepala Pukesmas Seunudon, Zaituni SKM yang dihubungi Kanalaceh.com membantah bahwa di Puskesmas Seunudon tak ada stok tabung oksigen malam itu.

Zaituni menambahkan ia sudah memanggil petugas yang piket pada saat itu. Menurut keterangan dari petugas medis yang bertugas piket malam itu, tubuh korban saat itu sudah berwarna biru semua, dan petugas piket meminta izin kepada Rohani untuk memasangkan oksigen pada korban.

“Tapi pihak keluarga tidak mengizinkan. Alasannya dari keluarga pada saat itu pasien sudah membiru dan dalam keadaan sekarat, begitu pengakuan dari petugas piket pada saat itu,” ujar Zaituni.

Secara terpisah KTU Pukesmas Seunudon T Abdul Halim mengatakan pihak Puskesmas sudah datang ke rumah korban dan permasalahannya sudah tuntas.

“Sudah kita selesaikan secara kekeluargaan,” sebutnya. [Rajali Samidan]

Related posts