Duet PA dan PKS di pilkada Aceh Besar bentuk dukungan Mualem

Muzakir Manaf. (Kanal Aceh/Aidil Saputra)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Peneliti Jaringan Survei Inisiatif, Aryos Nivada mengatakan, keinginan Muzakir Manaf atau Mualem menduetkan Saifuddin Yahya alias Pak Cek dari Partai Aceh (PA) dengan kader dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Tgk. Irawan Abdullah merupakan bentuk dukungan Mualem terhadap duet PA dan PKS di pilkada Kabupaten Aceh Besar sebagai bagian dari kesepakatan PKS mendukung dirinya sebagai Cagub Aceh di Pilkada 2017 mendatang.

“Tapi dukungan dari Mualem menduetkan kader PKS belum tentu linear untuk Aceh Besar, karena keunikan kultur politik dan marwah Aceh Besar. Ditambah lagi posisi Aceh Besar berbeda dibandingkan kabupaten/kota lain dalam hal relasi antara Mualem dengan aktor politik PA di Aceh Besar,” kata Aryos, Senin (23/5).

Menurut Aryos, relasi yang dibangun PA Kabupaten Aceh Besar dengan DPP PA sangat berbeda. “Ditunjukkan kalau PA Aceh Besar lebih otonom dalam bersikap menentukan pilihannya sendiri melalui keputusan musyawarah PA Aceh Besar, sehingga intervensi DPP PA melalui ketuanya, Mualem tidak berpengaruh. Jika kondisi masih begitu, maka pasangan Pak Cek bukan dari kader PKS,” tuturnya.

Ia menambahkan, strategi PKS membangun kebersamaan dengan PA patut diacungi jempol karena keberadaan PKS di Aceh Besar susah berkembang. Hal ini terlihat dari hasil politik pada Pemilihan Legislatif (Pileg) tahun 2009 yang hanya memperoleh 4 kursi, sedangkan Pileg tahun 2014 hanya 3 kursi.

“Ini menunjukan bahwa PKS sulit berkembang di Aceh Besar dalam menambah jumlah kursi. Penyebabnya, gerakan militansi PKS memengaruhi pemilih masih lebih dominan di masyarakat urban dari pada pelosok gampong,” kata Aryos.

Tapi, kata Aryos, jika PKS bisa membuat keputusan Mualem linear untuk Aceh Besar untuk menduetkan kader PKS dengan Pak Cek, maka gerbang politik untuk PKS di Aceh Besar mulai terbuka lebar.

Namun jika sebaliknya tidak linear, maka PKS berpotensi akan mengkaji ulang dukungan terhadap Mualem. “Karena dari awal saja sudah tidak komitmen terhadap kesepakatan yang sudah dibangun, salah satunya menduetkan kader PKS pada Pilkada di Aceh Besar. Apalagi jalinan hubungan ke depannya PKS bisa saja banyak dimainkan oleh PA,” sebutnya. [Sammy/rel]

Related posts