Mahasiswa Unisza Malaysia cari bukti sejarah kerjasama Turki-Aceh

Mahasiswa Unisza Malaysia foto bersama dengan Yayasan Warisan Aceh Nusantara. (Ist)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Enam mahasiswa dari University Sultan Zainal Abidin (Unisza) Terengganu, Malaysia yang tergabung dalam NGO Grup Penjejak Tamaddun Dunia (GPTD) mengunjungi Yayasan Warisan Aceh Nusantara di Ulee Kareng, Banda Aceh, Rabu (8/6).

Pertemuan yang berlangsung selama lima hari pada 4 Juni hingga 8 Juni 2016 di Banda Aceh itu bertemakan “Mengkaji Kewujudan Hubungan Kerajaan Kerajaan Turki Uthmaniyyah dengan Kerajaan Aceh”.

Dalam pertemuan itu, ketua rombongan, Izzat mengatakan Aceh dalam sejarah, khususnya kerajaan Aceh Darussalam pernah menjalin hubungan diplomatik dengan Turki.

Dia menambahkan tujuan kedatangan mereka ke Banda Aceh ialah mencari bukti jejak sejarah dan tamaddun Kerajaan Turki di Aceh.

“Dengan mengunjungi beberapa peninggalan Turki di Banda Aceh serta dengan melakukan wawancara dengan sejarawan yang mengerti sejarah hubungan Aceh-Turki,” kata Izzat dalam siaran pers yang diterima Kanalaceh.com.

Sementara dewan pembina Yayasan Warisan Aceh Nusantara (Wansa), Husaini Ibrahim mengatakan, banyak peninggalan Turki di Aceh yanv masih dapat dijumpai hingga sekarang, seperti perkampungan Turki di Gampong Bitai, batu nisan, serta naskah-naskah kuno.

“Bitai merupakan bekas perkampugan Turki di Aceh, sementara tinggalan nisan, diantaranya makam Syaikh Burhanuddin di Gigieng Pidie yang datang dari Turki,” kata Husaini.

Ia menambahkan, untuk naskah kuno sangat jarang ditemukan, hal ini karena dalam masyarakat ada syarat-syarat tertentu seperti pihak keluarga yang hanya boleh melihat tinggalan naskah kuno.

Husaini menjelaskan, bukti hubungan Aceh-Turki juga banyak dijumpai di Turki dan di negara lain, seperti surat Sultan Mansur Syah yang dikirim kepada Sultan Turki Abdulmajid untuk meminta bantuan kepada Turki.

Menurutnya, hingga sekarang hubungan Aceh-Turki masih terjalin dengan sangat baik, terutama pascatsunami 2014.

“Banyak sekolah-sekolah Turki di Banda Aceh yang memberikan pendidikan kepada anak-anak Aceh secara gratis, kemudian juga ada beasiswa-beasiswa baik dari pihak pemerintah Aceh maupun pemerintah Turki,” katanya. [Aidil/rel]

Related posts