Penembakan terhadap simpatisan PA dinilai tak manusiawi

Ilustrasi penembakan. (Tempo)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Zoel Fahmi menilai peristiwa penembakan terhadap simpatisan Partai Aceh (PA), Malawati (22) oleh anggota Polres Lhokseumawe yang sedang menuju Banda Aceh untuk mengikuti deklarasi akbar calon kepala daerah dinilai tidak manusiawi.

Fahmi menyatakan bahwa tindakan polisi yang melakukan penembakan hingga mengakibatkan warga Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur tersebut kritis.

“Oknum-oknum polisi yang terlibat dalam peristiwa penembakan Malawati harus dikenai hukuman yang setimpal,” ujar Fahmi dalam siaran pers yang diterima Kanalaceh.com, Sabtu (13/8).

Lanjutnya, seharusnya aparat polisi tidak langsung melakukan penembakan yang membahayakan korban. Terlepas dari tuduhan yang dikenakan kepada korban, dalam penggunaan senjata api kode etik aparatur penegak hukum maupun prinsip dasar tentang penggunaan kekerasan senjata tidak boleh seenaknya.

Dirinya menambahkan, Polda Aceh harus menegaskan kembali tata cara penggunaan senpi (senjata api) dan kami memimpikan polisi yang profesional dalam bekerja, sesuai dengan fungsinya yakni Kepolisian Negara Republik Indonesia menghargai nilai-nilai HAM.

“Kapolda Aceh harus mengumpulkan anggotanya yang menggunakan senjata api agar tidak menembak seenaknya, apalagi sampai membahayakan nyawa seseorang dan Kapolda juga harus kembali menyampaikan ke anggota yang memegang senpi bagaimana tatacara penggunaan dan menembak sesuai aturan yang berlaku,” katanya.

“Jangan kesannya polisi bukan pengayom masyarakat tapi justru menakut-nakuti masyarakat dengan tembakan,” sambungnya.

Menurutnya, Kapolda Aceh harus memberikan hukuman yang setimpal kepada anak buahnya atas tindakan yang dilakukan kepada korban yang terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena peluru bersarang di tubuhnya, dan juga jangan mengintimidasi korban untuk menutupi kasus yang sebenarnya.

“Kapolda harus tegas kepada bawahaannya yang membawa senpi dan perlu dilakukan tes kelayakan psikologi pemegang senpi agar tidak serta-merta harus menembak seseorang,” tegasnya. [Aidil/rel]

Related posts