Ocean thermal energy potensial dikembangkan di Aceh

(ist)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Dua daerah di Aceh, yaitu Kota Sabang dan Kabupaten Simeulu diketahui sebagai daerah yang paling cocok untuk pengembangan Ocean Thermal Energy.

“Kita telah membuat kajian, bahwa ocean thermal energy sangat cocok untuk dikembangkan di Aceh. Kedudukannya sangat stategis,” ujar Lukman Ibrahim dari Infrakomas Group Malaysia, dalam pertemuan dengan gubernur Aceh, di pendapa gubernur, Minggu (16/10).

Lukman menyebutkan, project Ocean Thermal Energy memerlukan laut yang amat dalam yang melebihi 1000 meter. Aceh, katanya punya dasar itu. Apalagi diketahui bahwa Sabang sebagai wilayah yang mempertemukan Samudera Hindia dan Selat Malaka yang bisa dikembangkan untuk pemanfaatan energy listrik.

Secara umum, ada dua investasi yang ditawarkan oleh Infrakomas yang bekerjasama dengan University Teknologi Malaysia, yaitu pemanfaatan air dasar laut yang bermineral tinggi yang disebutkan hanya ada di sabang serta pemanfaatan potensi panas laut yang bisa dikembangkan untuk energy listrik.

Jika investasi pada power generation and supply of health drink dan ocean thermal energy tersebut berhasil dikembangkan di Sabang, masyarakat dan Pemerintah Aceh akan memperoleh dua keuntungan sekaligus, yaitu power/energy dan air.

“Perlu diketahui bahwa mineral laut dalam lebih baik daripada mineral lain. Mineral darat cepat tercemar, beda dengan mineral laut dalam yang sangat baik,” ujarnya Lukman.

Gubernur Aceh, Zaini Abdullah mengapresiasi rencana Infrakomas tersebut. Rancangan Otec Technology untuk tenaga listrik dan suplay air minum yang direncanakan untuk dikembangkan di Sabang, kata gubernur, tentunya sangat berguna. Apalagi, yang akan dikembangkan sangat sesuai dengan yang apa yang diagendakan Presiden Jokowi yaitu akan membangun 35 ribu mw energy terbarukan di Indonesia.

“Kita menyambut baik apa yang mereka (Infrakomas) tawarkan, dan ini.adalah.bagian dari green energy,” ujar gubernur.

Teknologi OPEC itu sendiri diketahui telah juga dikembangkan di Big Island Hawai Amerika Serikat. Dan dulu Kume Island Jepang. Dari sisi lingkungan hidup, project tersebut diketahui tidak menimbulkan dampak pada pencemaran lingkungan baik dari segi udara maupun di air.

“Jika ini berhasil dikembangkan di Sabang, otomatis ini menjadi yang pertama di Indonesia. Sekarang tinggal kita tunggu komitmen mereka, dan saya minta, semua persyaratan dipenuhi. Kita akan mempersiapkan MoU agar ini bisa segera direalisasi,” ujar gubernur.

Hadir dalam paparan rencana investasi itu Muhammad Reza, Dato Abu Bakar, dan Dato Lukman Ibrahim. Sementara Pemerintah Aceh dihadiri oleh gubernur, Kepala Badan Investasi dan Promosi Aceh, Kepala Distamben, Kepala Biro Ekonomi dan Kepala Biro Humas Setda Aceh, pihak Universitas Syiah Kuala serta Penasehat Gubernur Aceh Bidang Tatakelola Pemerintah dan Pembangunan. [Randi/rel]

Related posts