Nama para artis dicatut dalam aksi 19 November

Massa yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF MUI) melakukan unjuk rasa di Jakarta, Jumat (4/11), menuntut penuntasan proses hukum perkara dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). (Antara)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Ajakan untuk berpartisipasi dalam aksi Parade Bhineka Tunggal Ika pada 19 November mendatang beredar luas di dunia maya.

Disebutkan bahwa aksi yang motori massa dari Pro Jokowi (Projo), PDIP), Partai Nasdem, Golkar, Hanura, dan PKB, serta massa dari NU itu akan digelar di Parkir Timur Senayan dan Bundaran Hotel Indonesia.

Acara bertajuk ‘Gerakan 19 November 2016 Menyelamatkan Kebhinekaan’ itu juga disebut-sebut bakal diikuti oleh sejumlah tokoh nasional, agamawan, ormas, budayawan sampai artis. Di antaranya Kahitna, Cherry Belle, Maia Estianty, Sarah Sechan, Project Pop, Melani Subono dan Ernest.

Namun, artis yang namanya disebut dalam aksi tersebut membantahnya, seperti Melani Subono. “Hai @TsamaraDKI anda bikin acara tgl 19, KENAPA nama saya ada di blast acara ya? boro2 kenal, dihubungi, saya bahkan TDK D JKT tgl itu,” cuit Melani Subono dalam akun Twitternya @melaniesubono.

Melani juga menegaskan, dirinya tidak akan terlibat dalam aksi 19 November tersebut. “Soal twit gw sebelumnya, itu bukan soal Politik. SIAPAPUN yg NYATUT NAMA, akan gw tindak sama. Mau keluarga sekalipun,” tegasnya.

Nama arti dan budayawan yang tertera dalam pesan berantai itu adalah Iwan Fals, Slank, Tompi, Glenn, Sandi Sandoro, Kevin Aprilio, Tristan, Widi, Giring, Project Pop, Poppy, Sarah Sechan, Joe Taslim, Erwin Gutawa, Gita Gutawa, RIF, Kahitna, Ahmad Albar, Ian Antono, Joki Suryoprayogo, Kla, Maia Estianty, Ernest, Titiek Puspa, Mira Lesmana, Indra Bekti, Gading Martin, Olga Lidya, Anya Dwinov, Michael Idol, Vino G. Bastian, Melanie Subono, Andien, Cinta Laura, Cherry Belle, JKT 48, Uya Kuya, dan Chelsea Islan.

Selain para artis, demo yang akan digelar di Parkir Timur Senayan-Bundaran HI itu juga rencananya diikuti oleh Jaringan Relawan 40, Semut Ireng 100.000, Desa 50.000, Relawan NU, Banser, RMJ, dan Jamaah Habib Lutfi 30 ribu.

Dalam aksi tersebut mempunyai tiga poin sebagai tuntutannya, pertama Merawat Indonesia sebagai Negara Bhinneka Tunggal Ika. Kedua, Mempertahankan Pemerintah Konstitusional. Ketiga, Menjalankan Penegakan Hukum yang Berkeadilan. Dalam aksi tersebut, massa diminta menggunakan kostum merah putih dan baju adat. Penanggung jawab seluruh jaringan dan Ketua Panitia Tsamara Amany Alatas, Sekretaris Teh Nong, Bendahara Mayang (TII).

Tak hanya dari kalangan artis, bantahan keikutsertaan juga dilontarkan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta dan Pemimpin Pusat Muhammadiyah yang menegaskan tidak pernah dihubungi panitia acara tersebut.

“Dengan ini, LBH Jakarta melakukan klarifikasi bahwa staf kami yang bernama M Isnur dan Widodo Budidarmo menyatakan tidak mengetahui dan sama sekali tidak terlibat dalam kegiatan tersebut,” kata Direktur LBH Jakarta, Alghiffari Aqsa melalui laman akun facebook LBH Jakarta.

Klarifikasi itu disampaikan LBH Jakarta menyikapi adanya pesan yang tersebar luar mengenai hasil konsolidasi untuk aksi Parade Bhinneka Tunggal Ika tanggal 19 November 2016, yang menyebutkan adanya perwakilan dari LBH Jakarta dalam kepanitiaan.

“LBH Jakarta tetap mendukung segala gerakan yang merawat Indonesia sebagai negara Bhinneka Tunggal Ika, menjalankan kehidupan bernegara secara konstitutional dan penegakkan hukum yang berkeadilan,” kata Alghiffari.

Bantahan serupa juga disampaikan Sekretariat Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah melalui akun Facebook Persyarikatan Muhammadiyah. “Diinformasikan bahwa Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Sekum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti tidak pernah dihubungi dan tidak tahu menahu namanya dicantumkan dalam rancangan daftar rencana Aksi Bhineka Tunggal Ika tanggal 19 November 2016 tersebut,” tulis Sekretariat PP Muhammadiyah. [Okezone]

Related posts