Nilai tukar Rupiah melemah menjadi Rp 13.440

Menunggu kebijakan moneter Australia, Rupiah melemah tipis
Ilustrasi mata uang. (Thinkstock)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (22/11) sore, bergerak melemah sebesar 35 poin menjadi Rp 13.440 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 13.405 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk, Rully Nova, di Jakarta, Selasa, 21 November, mengatakan sentimen mengenai peningkatan suku bunga AS (Fed Fund Rate) masih menjadi salah satu faktor pendorong nilai tukar rupiah kembali mengalami depresiasi terhadap dolar Amerika Serikat.

Selain itu, dia melanjutkan, sentimen mengenai kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang berencana melakukan renegosiasi kerja sama Trans-Pasifik, juga memicu pergerakan dolar AS untuk terapresiasi terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah.

“Faktor eksternal, terutama dari Amerika Serikat, masih mempengaruhi fluktuasi rupiah dengan kecenderungan tertekan,” katanya.

Analis pasar uang PT Bank Mandiri Tbk, Reny Eka Putri, menambahkan bahwa sentimen kepastian kebijakan The Fed mengenai kenaikan suku bunga AS menjadi faktor yang ditunggu investor dalam jangka pendek ini. “Itu menjadi salah satu poin yang dicermati pelaku pasar. Jadi mungkin saat ini masih wait and see terhadap aset mata uang berisiko,” ujarnya.

Ia mengatakan, jika kenaikan suku bunga terealisasi pada Desember nanti dan besarannya sesuai dengan proyeksi pasar, yakni 25 basis poin, akan memberikan kepastian bagi pelaku pasar sehingga diproyeksikan tidak terlalu mengguncang rupiah.

Adapun kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa, 22 November 2016, ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp 13.424 dibandingkan Senin, 21 November, sebesar Rp 13.438. [Tempo]

Related posts