Momen pidato Kapolri diinterupsi di depan massa aksi 212

Kapolri Jendral Tito Karnavian berpidato di hadapan massa aksi 212. (Ist/Detik)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Kapolri Jenderal Tito Karnavian sempat diberi kesempatan berpidato di depan lautan massa aksi 2 Desember yang digelar di Monas, Jakarta Pusat. Pidatonya diwarnai aksi interupsi meski akhirnya bisa dituntaskannya.

Tito bersama para ulama duduk di atas panggung besar yang didirikan di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (2/12). Dia kemudian diberi kesempatan memberikan sambutan sebagai Kapolri.

Kapolri dengan mantap berdiri di podium didampingi Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) Bachtiar Natsir dan Ketua Dewan Pembina GNPF MUI Habib Rizieq Syihab. Namun saat Tito hendak bicara, terdengar suara-suara riuh dari arah massa.

Tito tampak berusaha tenang dan tidak terpancing meski matanya awas mengamati suara-suara itu. Tito mengatakan senang karena acara aksi 2 Desember itu sejauh ini berlangsung damai dan tenteram.

“Panitia telah meminta kepada kepolisian untuk melaksanakan acara ini dan kami sudah bersepakat melalui berbagai dialog kita memfasilitasi kegiatan di tempat ini, Monas ini, sehingga semua bisa terakomodir dengan baik,” kata Tito.

“Kita merasakan betapa indahnya Islam. Kita merasakan bagaimana suasana hari ini seperti suasana kita melaksanakan haji di Padang Arafah. Oleh karena itu, hari ini mari kita laksanakan ibadah kita. Kita dekatkan hati kita, pikiran kita, dengan niat semata-mata kepada Allah SWT dan sekaligus mendekatkan hati kita kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,” sambung Tito lagi.

Setiap Tito menutup kalimatnya, terdengar teriakan-teriakan dari arah massa. Ada massa yang tampak tidak senang saat orang nomor satu di Korps Tri Brata itu berbicara.

Bahkan terdengar suara meminta Tito turun dari panggung. Bachtiar Natsir, yang melihat situasi tidak kondusif, kemudian mengambil alih dan mencoba menenangkan massa.

“Mohon perhatikan, perhatikan, tenang! Per ha ti kan. Tenang,” kata Bachtiar melalui mikrofon. Saudara-saudara, saya Bachtiar Natsir, dengarkan baik-baik, kita sedang menghormati simbol negara, siap?” ujarnya. “Siappp!” respons massa kompak.

Bachtiar menyebut, massa harus menghormati Tito sebagai Kapolri yang merupakan simbol negara. Namun bukan meminta agar Tito kembali meneruskan bicara, entah kenapa Bachtiar kemudian malah mengatakan bahwa dirinya sepakat agar Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ditangkap karena sudah jadi tersangka kasus penistaan agama.

“Saya sepakat, tangkap, tangkap, tangkap si Ahok, tangkap si Ahok sekarang juga,” katanya menyanyikan yel-yel. Massa pun mengikuti Bachtiar menyerukan yel-yel itu di hadapan Kapolri.

“Teriak! Yang keras! Tangkap, tangkap, tangkap, si Ahok. Tangkap si Ahok sekarang juga! Lagi! Lagi! Tangkap si Ahok sekarang juga,” teriak Bachtiar lantang mengomandoi massa. Suara kor massa membahana di lokasi.

Bachtiar kemudian meminta massa takbir tiga kali sebelum menyuruh semua duduk dengan tertib. Terkait kasus Ahok, Bachtiar mengatakan dirinya sebelumnya bernegosiasi dengan Kapolri.

“Alhamdulillah, nilainya positif dan dia (Ahok) sudah jadi tersangka dan insya Allah kita akan jebloskan ke penjara. Anda, kita semua, umat Islam adalah umat yang beradab, siap? Kita hormati simbol negara, siap? Takbir. Kita dengarkan baik-baik simbol negara Bapak Kapolri. Bapak Kapolri simbol negara. Siap dengar? Duduk. Tepuk tangan,” kata Bachtiar.

Kapolri lalu melanjutkan bicaranya. Dia kembali mengingatkan massa bahwa tujuan digelarnya aksi 2 Desember semata-mata adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Dalam kesempatan itu, dia juga mengatakan bahwa pihaknya serius menangani kasus Ahok tanpa adanya intervensi dari pihak-pihak mana pun.

“Alhamdulillah, dua hari lalu sudah selesai kita serahkan ke kejaksaan dan kemarin sudah diserahkan kepada kejaksaan tersangkanya, Saudara Basuki Tjahaja Purnama,” ucapnya.

Mendengar ucapan tersebut, Habib Rizieq yang ada di samping Tito mengajak massa takbir. “Takbir! Takbir! Shollu ala Nabi,” teriak Rizieq, yang kompak diikuti massa.

Tito mengatakan, apa yang dilakukan jajarannya dalam memproses kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Ahok sudah maksimal. Dia pun menyebutkan alasan sendiri untuk ucapannya itu.

“Apa yang kami lakukan sudah cukup maksimal. Kenapa? Karena bayangkan, beberapa kali juga (Ahok) diperiksa KPK tidak bisa jadi tersangka. Tapi, setelah ditangani oleh Polri, bisa menjadi tersangka,” tegas Tito. Massa pun sontak kompak berteriak “Allahu akbar!” Rizieq juga kembali mengajak massa takbir dengan suaranya yang lantang.

“Untuk itu saya mohon dukungan dari Saudara-saudara kita semua agar proses hukumnya (kasus Ahok) terus berjalan! Dan Polri juga bersama Saudara-saudara sekalian akan terus mengawal kasus ini. Insya Allah, insya Allah ya. Mari kita hari ini berdoa bersama agar hal ini dapat kita laksanakan. Insya Allah,” imbuh Tito.

Habib Rizieq kemudian memotong lagi pidato Tito. Dia lagi-lagi mengomandoi massa GNPF MUI meminta Tito agar membuktikan ucapannya dengan memenjarakan Ahok.

“Sebentar, buktikan, buktikan, buktikan, buktikan. Takbir! Takbir! Takbir! Siap kawal kasus Ahok? Siap penjarakan Ahok? Takbir! Takbir! Takbir! Kita berikan apresiasi kepada polisi yang sudah menjadikan Ahok sebagai tersangka. Kita akan dorong kejaksaan untuk segera menahan Ahok.

“Tangkap, tangkap, tangkap si Ahok. Tangkap si Ahok sekarang juga,” sambung Rizieq menyanyikan yel-yel bersama massa. Tito tampak kalem saja merespons itu. Dia kemudian kembali duduk bersila bersama para ulama mendengarkan tausiah. Tito terlihat memakai kacamata hitam. [Detik]

Related posts