Santri asal Aceh Selatan yang terseret arus ditemukan tewas

Ilustrasi orang tenggelam. (Merdeka)

Tapaktuan (KANALACEH.COM) – Tim gabungan dari Satgas SAR menemukan Safran (16) seorang santri Pondok Pesantren Darul Ihsan, Kecamatan Labuhanhaji, Kabupaten Aceh Selatan yang hilang terseret arus laut dalam keadaan meninggal dunia, Jumat (2/12).

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten (BPBK) Aceh Selatan, Erwiandi di Tapaktuan, menyatakan korban yang terseret arus Rabu (30/11) ditemukan terapung yang berjarak sekitar 4 Km dari bibir pantai sekitar pukul 09.10 WIB.

Korban baru berhasil ditemukan setelah dilakukan proses pencarian selama dua hari dua malam oleh tim gabungan dari Satgas SAR, BPBK dan pihak Polres Aceh Selatan dengan dibantu sejumlah nelayan setempat.

“Korban pertama kali ditemukan oleh nelayan yang sedang melaut. Saat melintasi bagan apung di sekitar perairan laut Kecamatan Labuhan Haji yang berjarak 4 km dari bibir pantai, salah seorang nelayan merasa curiga ketika melihat seperti ada tubuh manusia yang tersangkut jaring bagan apung, setelah dicek ternyata benar orang tersebut adalah santri yang hanyut terseret arus beberapa hari lalu,” katanya.

Penemuan tersebut, lanjut Erwiandi, langsung dilaporkan kepada tim pencari yang saat itu memang sedang melakukan proses pencarian di sekitar perairan laut Labuhanhaji menggunakan tiga rubber boat milik BPBK, Satgas SAR dan milik Polres Aceh Selatan serta dibantu dua unit boat nelayan setempat yang diusahakan oleh Kapala Desa Pawoh dan Camat Labuhanhaji.

Erwiandi menyatakan, berdasarkan hasil rapat antara pihak Muspika Labuhanhaji dengan pimpinan Pondok Pesantren Darul Ihsan, Abuya H Amran Waly telah memutuskan bahwa jasad santri tersebut tidak lagi disemayamkan di Pondok Pesantren melainkan langsung dievakuasi ke rumah duka di Kecamatan Tangan-Tangan, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).

“Langkah ini diambil karena kondisi jenazah telah dua hari tenggelam di laut sehingga diperkirakan jasadnya sudah mulai mengembung. Untuk mempercepat proses penguburan korban, maka diputuskan korban segera di evakuasi ke rumahnya, apalagi hari ini merupakan hari Jumat,” kata Erwiandi.

Sebelumnya, sambung Erwiandi, tim pencari sempat mengalami kendala dan hambatan dalam melakukan proses pencarian terhadap korban hanyut terseret arus laut tersebut, karena kondisi cuaca sedang buruk yang ditandai dengan gelombang tinggi dan deras disertai angin kencang dan air keruh.

“Sebenarnya proses pencarian terhadap korban sudah maksimal dilakukan oleh tim pencari dari BPBK, Satgas SAR dan pihak Polres Aceh Selatan dengan menurunkan tiga rubber boat serta dibantu dua unit boat nelayan setempat. Namun karena cuaca sedang tidak bersahabat sehingga proses pencarian mengalami kendala,” ujarnya. [Antara]

Related posts