Panglima TNI ingatkan masyarakat soal tantangan krisis energi

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. (Kompas)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, kekhawatirannya tentang masa depan bangsa di tengah laju pertumbuhan populasi manusia di dunia.

Menurut dia, ketika populasi semakin padat maka mencari pangan, air dan energi akan menjadi masalah baru.

“Mulai kita berpikir bahwa apakah bangsa ini masih bisa hidup seperti ini?” kata Gatot, di hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (10/12).

Selain itu, Gatot juga mengungkapkan perasaan kekhawatirannya apakah TNI mampu menjaga keutuhan bangsa di tengah semakin bertambahnya jumlah penduduk dunia.

“Dari waktu ke waktu jumlah penduduk dunia semakin bertambah hingga lebih dari 4 milliar jiwa. Padahal dunia ini secara normal hanya mampu menampung penduduk sebanyak 3 sampai 4 miliar penduduk,” tuturnya.

Bertambahnya penduduk yang tidak terkendali ini menurut Gatot akan menyebabkan terjadinya kematian karena kemiskinan.

“Sekarang tiap hari 41.000 lebih anak meninggal dunia karena kemiskinan menyebabkan masalah kesehatan dan gizi,” keluhnya.

Bertambahnya jumlah penduduk itu juga mengakibatkan krisis energi. Hal demikian juga mengkhawatirkan karena energi tak terbarukan.

Gatot juga mengungkapkan berkaitan dengan ini, pada tahun 2014 British Petroleum (BP) mengeluarkan laporan bahwa energi dunia akan habis sekitar 45 tahun lagi yakni tahun 2056.

“Kalau dikonversi, habisnya bukan 2056 tapi 2043. Ini yang menjadikan dampak pada perubahan cara gaya hidup kita,” terangnya.

Banyaknya konflik yang terjadi di Timur Tengah yang notabenenya sebagai negara-negara penghasil energi membuat Gatot berani menyimpulkan bahwa konflik di dunia terjadi karena berlatar energi.

“Krisis sejalan dengan peningkatan kejahatan dan konflik. Semua yang konflik adalah penghasil energi. Kalau dulu konflik karena agama, sekarang konflik karena energi,” jelasnya.

Gatot juga menyayangkan gaya hidup zaman sekarang yang mengesampingkan budaya. Padahal menurutnya, budaya adalah suatu perekat bangsa.

“Dan ini akan jadu kompetisi global. Minyak dikaitkan dengan energi hayati. Bicara soal energi hayati tudak lepas dari Equator, Asean, afrika tengah dan amerika latin. Di asean, Indonesia,” tuturnya.

Menurut Gatot, Sumber Daya Alam (SDA) di wilayah Equator sangat luar biasa. Dari sinilah maka negara-negara di Equator akan diperebutkan oleh banyak negara adikuasa.

Gatot mengatakan, ke depannya konflik di Timur Tengah akan bergeser ke daerah equator.

“Saat ini sekitar 4 juta orang mengungsi karena konflik, diprediksi tahun 2020 akan ada sekitar 60 juta pengungsi. Mau kemana 60 juta manusia ini?” ujarnya.

Untuk itu, Gatot mengimbau agar semua warga Indonesia bisa bangkit dan bersatu. Menurut dia, Indonesia adalah negara yang luar biasa yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan beraneka rupa.

“Negara dengan sumber daya alam yang melimpah kadang malah akan menjadi sumber masalah karena semua ingin menguasai Indonesia,” pungkasnya. [Merdeka]

Related posts