Korban luka-luka dari Aleppo memohon dirawat di Turki

Korban luka di Aleppo menunggu dievakuasi (REUTERS)

Damaskus (KANALACEH.COM) – Terbaring di atas ranjang rumah sakit di Suriah bagian utara, warga Aleppo, Ali Tarab, memohon untuk segera dibawa ke Turki demi mendapat perawatan medis yang layak untuk kakinya yang hancur. Tarab hanya salah satu dari sekian banyak korban luka yang dirawat seadanya di Suriah.

“Salah satu bom barel Bashar (al-Assad, presiden Suriah) yang membuat kami begini,” ucap Tarab dari ranjangnya, seperti dilansir AFP, Sabtu (17/12/2016).

Lebih dari 50 korban luka dari Aleppo telah dibawa ke wilayah Turki untuk mendapat perawatan medis yang lebih layak.

Namun masih banyak lagi korban luka yang terpaksa dirawat secara sederhana di sejumlah rumah sakit yang ada di wilayah Suriah, dengan kapasitas yang sudah terlampau banyak.

Tarab dan dua putranya yang masih remaja merupakan bagian dari ribuan warga sipil yang telah dievakuasi dengan bus dan ambulans dari Aleppo sejak Kamis (15/12).

Evakuasi dilakukan atas kesepakatan yang dirundingkan oleh Turki yang mendukung pemberontak Suriah dan Rusia, sekutu rezim Assad.

Sembari menunjukkan ke ranjang putranya, Tarab berkata: “Kakinya terkoyak… Dan lihat apa yang terjadi pada saya.”

Saat serangan terjadi, Tarab dan kedua putranya sedang pergi keluar rumah untuk mencari tukang sepatu yang bisa memperbaiki sepatu putranya yang bernama Bilal (14).

“Saya berdiri di sebelah kakak saya. Bom tiba-tiba jatuh dan saya terhempas ke tanah, dan saya kehilangan tangan dan kaki saya,” tutur Bilal sembari menangis saat menceritakan insiden mengerikan yang dialaminya.

Putra Tarab lainnya menceritakan bagaimana jalanan pada hari itu dipenuhi korban serangan. “Ada banyak mayat di jalanan, kami bukan satu-satunya yang terluka,” ucapnya.

Sejak tahun 2012, rezim Assad melancarkan serangkaian serangan untuk merebut kembali Aleppo yang dikuasai petempur oposisi atau pemberontak. Hampir setiap hari serangan udara terjadi dan bom barel dijatuhkan di kota terbesar kedua di Suriah itu.

Bulan lalu, pasukan pemerintah Suriah yang didukung Rusia meningkatkan serangan di Aleppo dengan tujuan menyudutkan pemberontak.

Korban tewas semakin bertambah dan korban luka tak lagi terhitung jumlahnya. Korban luka menjadi prioritas utama untuk dievakuasi dari Aleppo setelah kesepakatan gencatan senjata tercapai. Namun kebanyakan harus dirawat di rumah sakit yang sudah kewalahan menangani korban luka.

Salah satunya rumah sakit tiga lantai di kota perbatasan Suriah, Bab al-Hawa, yang berjarak 4 kilometer dari Turki. Salah satu dokter Suriah di rumah sakit itu mengaku, tidak ada ada perlengkapan medis yang cukup untuk merawat korban luka yang berdatangan.

Dokter yang enggan menyebut namanya itu mengharapkan agar para korban luka dirujuk ke rumah sakit di Turki yang memiliki perlengkapan lebih lengkap.

Otoritas Turki sebelumnya mengizinkan warga Aleppo yang perlu perawatan medis, masuk ke wilayahnya.

Rumah sakit di Bab al-Hawa menerima 100 pasien, dengan 30 pasien di antaranya anak-anak, sejak evakuasi dimulai pada Kamis (15/12).

“Semua korban luka-luka karena serangan dari pesawat,” sebut dokter itu. Aliran korban luka berhenti sejak Jumat (16/12) saat proses evakuasi terhenti. [Detik]

Related posts