Sabang (KANALACEH.COM) – Perakitan menara pengeboran untuk pembangunan Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) 80 Mega Watt di Jaboi, diperkirakan selesai akhir bulan Januari.
Pekerjaan mega proyek yang dibangun oleh PT Sabang Geotermal Energi (SGE) sedang melakukan pekerjaan tahap awal yaitu persipan menara untuk pengeboran dan menyiapkan lokasi yang akan dikerjakan.
“Semua kebutuhan alat sudah berada di Sabang dan kita sedang melakukan mobilisasi dari pelabuhan CT-1 BPKS menuju lokasi Jaboi untuk perakitan menara pengeboran,” demikian disampaikan Projek Maneger dan Kepala Teknis PLTP, PT SGE, Matoyo kepada wartawan, Minggu (22/1).
Matoyo juga mengatakan, peralatan tersebut didatangkan dari Pulau Jawa, menggunakan dua kapal laut yaitu dari Pelabuhan Merak menggunakan Kapal MV Sinar Kudus milik PT Samudera Indonesia dan dari Pelabuhan Tanjung Priok menggunakan kapal TugBoatatau Ponton dengan tujuan pelabuhan CT-1 milik BPKS Kota Sabang.
Mobilisasi alat dari pelabuhan CT-1 milik BPKS menuju lokasi Jaboi masih terus berlangsung karena barang atau alat-alat pengoboran yang dibawa dengan kedua kapal cukup banyak.
Dijelaskan, mobilisasi alat dari pelabuhan CT-1 milik BPKS menuju lokasi Jaboi masih terus berlangsung karena barang atau alat-alat pengoboran yang dibawa dengan kedua kapal cukup banyak.
Paralel dengan itu pihaknya terus melakukan perakitan Reg (alat pengeboran), setelah dirakit alat tersebut dirikan atau yang sering disebut Reg Up termasuk pembangunan gudang, dan kegiatan tersebut membutuhkan waktu selama 12 hari.
“Waktu kita agak berubah, disamping cuaca yang ekstrim saat pengiriman dengan kapal laut, tenaga kerja juga ada batasnya, maksimal 8 jam kerja kalaupun lembur hanya ditambah 2 jam dalam sehari,” ujarnya.
Namun demikian, pihaknya terus melakukan beberapa tahap persiapan dan saat ini pekerjaan menentukan titik pengeboran lokasi yang akan dikerjakan.
Lanjut dikatakan, Ketika sudah menemukan sumber panas bumi atau yang disebut dengan daerah loss total pada saat itu pekerjaan membutuhkan air dalam jumlah besar.
“Kami juga membutuhkan air bersih dan air kotor dan cara pengolahan air tersebut, prosesnya, kita akan menggunakan lumpur dan air untuk maintenance pendinging alat bor tersebut dan memudahkan mata bor saat terjadi proses pengeboran,” ujar Matoyo.
Saat ini pihaknya sudah mendapatkan air yang bersumber dari mata air Jaboi dan sedang menyiapkan tempat penyimpanan (reservoir) berikut juga dengan instalasi pipa dari mata air tersebut menuju tempat penampungan air yang sudah disiapkan dimana air tersebut akan dipompa nantinya.
“Kalau tidak ada halangan akhir bulan ini kita sudah mulai acak untuk mencari sumber panas bumi,” tambahnya. [Diki Arjuna]