Menkeu: Indonesia banyak uang tapi kemiskinan tetap ada

Menkeu lapor gaji baru PNS ke Presiden, bocoran kenaikannya?
Dokumentasi - Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengisi kuliah umum bertemakan Peran Fiskal Dalam Membangun Perekonomian Insklusif di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Kamis (5/1). (Kanal Aceh/Aidil Saputra).

Jakarta (KANALACEH.COM) – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, bahwa persoalan kemiskinan di Tanah Air bukan disebabkan oleh ketidakmampuan pemerintah membiayai kegiatan ekonomi yang ada di daerah. Pasalnya, Indonesia saat ini memiliki banyak uang namun kemiskinan masih tetap saja terjadi.

Dia menyebutkan, dana desa pada 2017 dinaikkan dari Rp46,9 triliun menjadi Rp60 triliun. Dana tersebut ditransfer ke daerah dan digunakan untuk berbagai macam kegiatan ekonomi di desa, seperti pelatihan bagi pengusaha kecil, pelatihan untuk ibu rumah tangga, hingga edukasi mengenai korporatisasi di daerah.

“Sehingga persoalannya bukan masalah keuangannya. Kalau di negara miskin persoalannya nggak ada duit, oleh karena itu jadi persoalan yang makin rumit untuk memerangi kemiskinan,” katanya di Gedung Dhanapala Kemenkeu, Jakarta, Kamis (2/3).

Menurutnya, persoalan di Indonesia adalah kemampuan mengelola sumber daya yang ada untuk memerangi kemiskinan. Sebab, Indonesia sudah memiliki banyak uang, namun masalah kemiskinan tidak bisa teratasi.

“Ujian seperti itu menggambarkan kualitas kita sebagai bangsa. Sudah punya uang, ada masalah nggak bisa menyelesaikan. Itu berarti kualitas kita tidak baik,” imbuh dia.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menuturkan, dirinya bukan sekali ini saja menjadi Menteri Keuangan. Sepuluh tahun lalu di era pemerintahan Presiden SBY, Sri Mulyani juga pernah dipercaya menjadi Menteri Keuangan.

Dia merasakan betul bahwa jumlah uang yang dimiliki Indonesia meningkat pesat. Namun, kualitas perbaikan SDM yang diukur dari pendidikan, kesehatan dan tingkat kemiskinan tidak meningkat pesat seperti dana yang dimiliki Indonesia.

“Oleh karena itu, kita semua baik di pusat dan daerah, kemampuan kita untuk memerangi persoalan kemiskinan dan kesenjangan bukan hanya masalah ada atau tidaknya uang. Bahkan uang kita sekarang makin banyak. Namun tidak selalu berhubungan dengan perbaikan indeks kualitas manusianya,” tandasnya. [Sindo]

Related posts