Mengenal misteri Suku Mante di Aceh

"Hargai Suku Mante, sebaiknya fokus lindungi habitat hutan mereka"
Orang yang ditemukan di sebuah hutan pedalaman di Aceh yang diduga Suku Mante. (Youtube Fredography)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Baru-baru ini masyarakat di Aceh dihebohkan dengan sebuah video yang diambil oleh para penggemar motocross saat berpetualang di pedalaman hutan Aceh. Namun, di dalam video itu tak disebutkan lokasinya.

Saat para penggemar motocross berjalan, mereka tampak melihat seorang yang terlihat kecil dengan membawa tongkat. Tapi, orang itu lari dan hilang begitu saja saat para penggemar motocross ingin melihatnya.

Dilansir detikcom, Minggu (26/3), diduga orang itu berasal dari Suku Mante. Suku ini disebut-sebut dalam legenda rakyat pernah mendiami Aceh.

Peneliti Snouck Hurgronje dalam bukunya ‘De Atjehers’ menyebutkan suku ini masuk dalam etnis Melayu Proto. Ukuran tubuhnya sama seperti manusia Melayu pada umumnya. Suku ini disebutkan selalu berada di pedalaman hutan.

Namun, menurut Sejarawan Aceh, Rusdi Sufi, dia membenarkan bahwa Suku Mante memang berukuran pendek. “Suku Mante ini sudah tidak ada lagi. Berdasarkan penuturan lisan di masa lalu, suku Mante ini berukuran kecil,” kata sejarawan Aceh, Rusdi Sufi dalam perbincangan dengan detikcom, Minggu (26/3).

Rusdi mengatakan Suku Mante ada jauh hari sebelum Islam masuk ke Indonesia pada abad 12. Suku ini biasanya berada di hutan belantara. “Memang biasanya ada di hutan belantara,” kata Rusdi.

Seiring dengan perkembangan peradaban, Rusi mengatakan, Suku Mante yang primitif tersebut sudah tidak ada lagi. Sudah ada percampuran dengan para pendatang.

“Ada yang bilang, Mante ini merupakan suku Aceh yang asli. Tapi yang jelas sekarang identitas orang Aceh ini sudah sulit. Sudah bercampur menjadi satu,” kata Rusdi.

Menurut Kepala Dinas Sosial Aceh, Alhudri dikutip dari kumparan.com, Sabtu (25/3) menjelaskan bahwa makhluk kecil yang ditemukan penggemar motocross itu diduga Suku Mante, yang selama ini menjadi legenda di Hutan Leuser.

“Ini saya duga Suku Mante, orangnya kecil-kecil,” jelas Alhudri.

Bagi masyarakat Aceh di pedesaan, keberadaan Suku Mante bak mahluk bunian antara ada dan tiada. “Suku Mante ini didengar dari cerita turun temurun para orangtua,” ujar dia.

“Mereka itu penciumannya tajam, biasanya kalau mencium bau manusia mereka menghindar. Saat itu mungkin arah angin berlawanan, jadi mereka tidak mencium bau manusia,” tuturnya.

Suku Mante berbeda dengan suku terasing. Mereka ada di kelebatan hutan-hutan Aceh dan kerap disebut makhluk bunian atau makhluk gaib.

“Mereka itu suka garam. Jadi kalau di gua-gua ditaruh garam, kita tinggal tahu-tahu hilang. Hanya ada jejak kaki saja,” tutur dia.

Selama ini tak banyak orang yang bertemu Suku Mante. Kalaupun bertemu itu hanya kebetulan.

“Mereka lari seperti angin, kita juga tidak bisa berkomunikasi. Mereka ini nomaden berpindah tempat dan memakan makanan mentah,” tutup dia. []

Related posts