Lukai Polisi Israel, wanita Palestina ditembak mati

Lukai Polisi Israel, wanita Palestina ditembak mati
Ilustrasi. (Tempo.co)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Seorang perempuan Palestina dilaporkan tewas ditembak aparat keamanan setelah berupaya menusuk polisi saat hendak memasuki gerbang menuju Kota Tua di Yerusalem.

Kepolisian Israel menyatakan, perempuan paruh baya itu menodongkan sebuah gunting kepada petugas keamanan di gerbang Damaskus. Namun, wanita itu tewas tertembak sebelum berhasil melukai orang-orang di sekitarnya.

Diberitakan The Guardian, Kamis (30/3), sebuah gambar yang diperoleh kepolisian menunjukkan wanita itu berusaha menggunakan gunting yang dipegangnya untuk menusuk polisi.

Sejumlah foto yang tersebar di media sosial juga menunjukkan perempuan itu tertelungkup setelah ditembak aparat keamanan di luar pintu gerbang menuju situs wisata utama di Yerusalem tersebut.

Kementerian Kesehatan Palestina berhasil mengidentifikasi perempuan itu sebagai Siham Nimr, 49, dan berasal dari kamp pengungsi Shuafat di Yerusalem Timur.

Kantor berita resmi Palestina menyebut Nimr adalah ibu dari Mustafa Nimr yang tewas di tangan polisi Israel pada September lalu.

Polisi awalnya mengklaim Mustafa adalah pelaku penyerangan.

Namun, polisi akhirnya meralat pernyataan tersebut dan mengatakan bahwa pria berusia 27 tahun itu dan sepupunya, Ali, hanya mencoba menghindari pemeriksaan di pos penjagaan dekat Shuafat saat tengah mengemudi.

Ali kemudian didakwa atas tuduhan pembunuhan, di mana jaksa mengatakan dirinya mengemudi secara serampangan hingga membuat seorang petugas terpaksa menembak Mustafa.

Insiden seperti ini dikabarkan sering terjadi menjelang Hari Paskah Yahudi yang dimulai 10 April. Karena itu, otoritas Israel kerap meningkatkan pengamanan menjelang hari-hari besar umat Yahudi.

Sejak Oktober 2015, gelombang kekerasan yang terjadi di perbatasan telah merenggut nyawa setidaknya 258 warga palestina, 40 warga Israel, dua warga Amerika Serikat, satu warga Yordania, Eritrea, dan Sudan.

Menurut otoritas Israel, sebagian besar warga Palestina yang tewas itu membawa sejumlah senjata seperti pisau, pistol, atau pun menggunakan kendaraan sebagai senjata untuk melakukan penyerangan.

Sementara sebagian kecil warga Palestina lainnya tewas dalam bentrokan atau serangan udara yang terjadi di Jalur Gaza.

Selama ini, kelompok pemerhati HAM menuding pasukan keamanan Israel menggunakan kekuatannya secara berlebihan untuk meredam sejumlah kasus penyerangan, yang sebagian besar dilakukan oleh pelaku tunggal dan banyak dari mereka masih berusia muda.

Padahal, sebuah kajian memaparkan, dalam sejumlah kasus penyerangan tertentu, penggunaan senjata api mematikan masih bisa dihindari oleh kepolisian Israel. [cnn]

Related posts