30 tahun saluran PHE di Aceh Utara tak pernah dibersihkan

30 tahun saluran PHE di Aceh Utara tak pernah dibersihkan
Warga menunjukkan saluran pembuangan limbah dari PHE yang kotor, Selasa (18/4). (Kanal Aceh/Rajali)

Lhoksukon (KANALACEH.COM) – Masyarakat Desa Ampeh, Kecamatan Tanah Luas, Aceh Utara meminta pihak Pertamina Hulu Energi (PHE NSB) agar segera membersihkan saluran pembuangan milik perusahaan tersebut guna mengatasi banjir yang rentan melanda di daerah itu.

Usman (30), salah seorang warga desa Ampeh, kepada Kanalaceh.com mengatakan bila pihak perusahaan tidak kunjung membersihkan saluran tersebut, ia bersama warga yang lainnya akan menutup permanen dengan cara mengecor saluran tersebut yang mengalir ke permukiman warga yang ada di seputaran Alue Masyik.

“Coba lihat aja bang, kondisi rumah saya, setiap musim hujan selalu digenangi banjir, saya khawatir rumah saya akan roboh,” ujarnya.

Dikatakan Usman, jika dalam waktu dekat ini pihak manajemen Pertamina tetap tidak merespon keluhan warga sekitar, maka ia meminta Pertamina untuk tidak menyalahkan warga.

“Pertamina itu perusahaan negara bukan perusahaan abal-abal. Jangan salahkan kami, jika terpaksa kami tutup dengan mengecor saluran tersebut,” tegas Usman.

Warga menunjukkan saluran pembuangan limbah dari PHE yang kotor, Selasa (18/4). (Kanal Aceh/Rajali)

Usman mengaku selama 30 tahun saluran yang digunakan oleh perusahaan itu tidak pernah dibersihkan. Semenjak perusahaan Mobil Oil dan Exxon Mobil hingga saat ini yang jatuh di tangan Pertamina Hulu Energi (PHE NSB).

“Keuchik sudah pernah mengajukan permohonan untuk pembersihan saluran yang ada di desa itu dengan cara membuat proposalnya ke perusahaan, tetapi sampai saat ini saluran tersebut tak kunjungi dibersihkan. Kami warga lingkungan ring 1 ini pernah juga terkena limbah dan bisa dilihat dengan adanya pelampung penghambat limbah yang masih ada di lokasi areal perusahaan itu,” kata Usman.

Sementara itu Kepala Humas Pertamina Hulu Energi (PHE NSB), Armiya Ramli saat dihubungi Kanalaceh.com mengatakan, permohonan untuk pembersihan saluran air tersebut baru diterima beberapa hari lalu dari keuchik desa setempat.

“Saat ini sedang dalam pertimbangan pihak manajemen, mengingat permohonan serupa juga banyak diterima oleh perusahaan,” pungkas Armiya. [Rajali Samidan]

Related posts