Tak ada penyelesaian, Buruh yang diusir PT Runding masih bertahan di terminal Rimo

Terlantarkan pekerja, Aliansi Buruh Aceh Kecam PT RPP
Puluhan buruh asal Siak, Pekanbaru yang terlantar di Terminal Terpadu Rimo, Aceh Singkil. (Ajnn)

Singkil (KANALACEH.COM) – Puluhan buruh asal Siak, Riau, yang diusir paksa dan diterlantarkan oleh PT Runding Putra Persada masih bertahan di terminal Rimo, Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil, karena persoalan mereka belum selesai dengan perusahaan kelapa sawit itu.

Salah seorang buruh, Yaaro dikonfirmasi wartawan di Terminal Rimo, Selasa mengatakan mereka tidak mau disediakan bus oleh perusahaan untuk mengantarkan ke Provinsi Riau, sebab mereka khawatir diterlantarkan kembali di tempat lain.

Ia mengatakan mereka mau pulang dengan catatan dikasih uang transportasi sehingga tidak ada rasa was-was di hati para buruh.

Selain itu mereka tidak mau pulang dengan meninggalkan temen seprofesi mereka yang masih tertahan di Polres Aceh Singkil yang diadukan pihak perusahaan beberapa minggu lalu.

“Bukan tidak mau dipulangkan, kami mau pulang tapi dengan catatan kami diberikan uang transportasi oleh perusahaan, karena kami takut dilantarkan ke tiga kalinya, selain itu kami tidak mau pulang meninggalkan kawan kami yang masih tertahan di sel Polres,” ungkapnya.

Sejauh ini selama 11 hari, Yaaro mengungkapkan bahwa mereka hidup mengharapkan belas kasihan dari para dermawan, dari pemerintah daerah dari warga setempat, dan dari persatuan buruh Nias yang bekerja di PKS, PT Delima Makmur, sementara bantuan dari pemerintah terhenti hingga Selasa (18/4) lalu.

“Terhentinya bantuan dari pemerintah daerah hari Selasa kemarin, hari Seninnya masih ada dikirim berupa sembako, indomie, saya sendiri tidak tau kenapa,” ujar dia.

“Kami semua berharap semoga keluhan para buruh bisa terpenuhi diberikan transportasi dan teman kami dibebaskan,” katanya.

Frida Siska Sihombing, anggota DPRK Singkil mengatakan persoalan antara perusahaan PT RPP dengan buruh hingga kini belum menemukan titik temu padahal sudah diupayakan untuk dipulangkan, namun masih terkendala.

Piihaknya juga akan memanggil pimpinan perusahaan untuk menyelesaikan pokok permasalahan itu.

“Dalam pekan ini kita akan panggil pimpinan perusahaan untuk menyelesaikan persoalan yang menimpa buruh perantauan asal Siak itu,” katanya.

Sementara itu Ketua LSM Fappar RI Hitler Tumangger, dikonfirmasi wartawan menyatakan hal yang sama bahwasanya buruh PT RPP yang diusir secara paksa dua pekan lalu masih bertahan di Aceh Singkil dan akan melaporkan permasalahan ini ke Kementerian Tenaga Kerja. [Antara]

Related posts