Ini video pendukung Ahok yang sebut rezim Jokowi lebih parah dari SBY

Polisi amankan 8 orang dalam aksi pro Ahok
Aparat gabungan membubarkan paksa aksi dukung Ahok di Pengadilan Tinggi Jakarta, Jumat (12/5). (Republika)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Veronica Kalom Liau (28), pendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang berorasi di depan Rutan Cipinang pada 9 Mei 2017 dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh seorang pria yang bernama Kan Hiung.

Kan yang datang ke Polda Metro Jaya bersama kuasa hukum dan temannya itu, melaporkan Veronica atas nama pribadi. Dia merasa bahwa orasi Veronica yang menyebut rezim Jokowi lebih parah dari rezim Susilo Bambang Yudhoyono telah menghina pemerintahan Jokowi dan SBY.

“Saya sebagai rakyat Indonesia merasa dirugikan karena Presiden adalah simbol negara yang harus dihormati. Kalau semua orang bebas berorasi dan teriak-teriak menghina Presiden kita, apa kata dunia,” ucap Kan di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (13/5).

“Di situ pastinya secara keterbukaan begitu, ada media internasional yang meliput soal hal itu maka bisa membuat rasa kepercayaan internasional ke Indonesia menurun. Sebagai rakyat Indonesia, saya merasa dirugikan,” Kan melanjutkan.

Kan bersama kuasa hukumnya Ferry Juan juga membawa beberapa barang bukti yang mengindikasikan bahwa Veronica telah melakukan perbuatan hukum, seperti satu keping CD yang berisi video orasi.

“Kami juga membawa screenshot sejumlah media online yang telah memberitakan hal tersebut serta ucapan dari Mendagri Tjahjo Kumolo sudah memberitakan kalau beliau tersinggung. Dan video itu ada dua model, satu yang terang, satu yang agak gelap – gelap. Itu jelas kalau itu wajahnya,” kata dia.

Veronica dilaporkan atas kasus dugaan kejahatan kekuasaan umum serta terancam Pasal 207 KUHP. Laporan Kan sudah tercatat di Polda Metro Jaya dengan nomor LP TBL/2314/V/2017/PMJ/ Dit.Reskrimum. Tanggal 13 Mei 2017.

Reaksi Mendagri

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo angkat suara mengenai wanita yang berorasi di aksi simpatik untuk Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan menyebut rezim Jokowi lebih parah dari rezim Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Tjahjo mengatakan, karena merupakan bagian dari pemerintahan maka dia perlu membela Presiden.

“Ini menyangkut rezim pemerintahan. Ini dia sebut rezim pemerintahan Jokowi. Saya bagian dari pemerintah. Saya harus bela Presiden saya,” ujar Tjahjo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (12/5).

Namun, politikus PDIP itu menolak jika sikapnya itu disebut sebagai bentuk antikritik. Menurut dia, masyarakat harus bisa membedakan antara kritik dan fitnah. Tjahjo pun berencana melaporkan hal ini.

Tapi sebelum langkah itu diambil, Tjahjo memberi kesempatan kepada Veronica untuk menjelaskan maksud perkataannya di orasi itu. Dia sudah mengirim surat secara khusus kepada Veronica untuk bisa datang dan memberi penjelasan.

Sementara itu, Veronica mengaku sudah mengirimkan surat klarifikasi pernyataannya tersebut kepada Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo.

“Soal itu saya sudah kirim surat klarifikasi, bisa ditanyakan ke Pak Menteri. Jadi bisa ditanyakan langsung ke Pak Menteri,” kata Veronica di Jakarta, Sabtu (13/5). [Liputan6.com]

Related posts