KOPI BEM Unsyiah gelar diskusi ilmiah ekonomi

KOPI BEM Unsyiah gelar diskusi ilmiah ekonomi
(Ist)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Komunitas pemikir ekonomi (KOPI) BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) menggelar kegiatan diskusi ilmiah ekonomi Srlasa (23/5) di kampus setempat.

Dialog yang mengangkat tema “outlook ekonomi aceh 2017-2022 ;peluang dan tantangan” ini dihadiri oleh beberapa narasumber, yakni Wakil Ketua DPRA, Irwan Johan, pakar ekonomi Aceh, Prof Raja Masbar, staff BI Wilayah Aceh, dan staff Bappeda Aceh. Dialog ini dipandu oleh kader IDeAS, Muzammi HS.

Wakil Dekan III FEB Unsyiah, Murkana dalam sambutannya menyatakan bahwa Provinsi Aceh masih sangat tergantung dengan Medan, bahkan perkara telur ayam pun, Aceh masih bergantung terhadap Medan, padahal Aceh memiliki SDA yang melimpah.

“Kita bisa mandiri, Aceh bisa mandiri, mahasiswa harus mandiri,” ujarnya.

Staff Bappeda Aceh, Maswar dalam paparannya menyatakan bahwa permasalahan Kawasan Ekonomi Khusus Arun Lhokseumawe tidak masuk PN 2018 adalah sebuah alasan, dikarnakan KEK Arun tersebut disahkan pada bulan Maret dan pengesahan PN baru dilakukan pada bulan Desember.

“Hal ini jelas adalah sebuah alasan yang diada-adakan,” katanya.

Selain itu, perwakilan Bapeda Aceh juga mengatakan bahwa kawasan industri yang ada di Ladong, Aceh Besar belum berjalan dikarenakan kelembagaan yang belum terbentuk, dan juga kawasan perikanan Lampulo, Banda Aceh yang memiliki permasalahan yang sama terhadap kelembagaannya.

“Sehingga ketika investor masuk tidak disambut dengan baik padahal itu bisa menjadi kerjasama yang bagus untuk masa yang akan datang, ini adalah permasalahan yang paling tampak di aceh pada saat ini,” jelas Maswar.

Wakil Ketua DPRA, Irwan Johan menyebutkan bahwa di Aceh terjadi pergeseran karakter dimana banyak masyarakat Aceh yang tidak mandiri.

Untuk permasalahan listrik, sedang dalam pembahasan dengan qanun ketenagalistrikan. Intinya yang harus dilakukan untuk pembagunan Aceh ke depan adalah menyadari Aceh hari ini, pahami dan akui keadaan Aceh sekarang.

Pakar ekonomi Aceh, Prof Raja Masbar dalam pemaparannya membahas keadaan masyarakat miskin di Aceh yang menjadi isu utama dalam pembagunan Aceh.

Selain itu, pengembangan SDM juga menjadi bahan pemaparannya yang mana membagun SDM harus dilakukan dengan sebuah visi untuk masa mendatang, seperti yang dilakukan oleh Ali Hasymi pada pembagunan Aceh dahulu sehingga manfaatnya dapat dirasakan sekarang.

Staff BI Aceh, membahas pertumbuhan ekonomi Aceh pada tahun 2016 terjadi kontraksi 3,31% dibandingkan tahun 2015 -0,73% . Apa yang terjadi di LN akan berpengaruh terhadap perekonomian Aceh saat ini maupun masa mendatang. [Aidil/rel]

Related posts