Kemenkes: dokter Stefanus bukan meninggal karena kelelahan

Kemenkes: dokter Stefanus bukan meninggal karena kelelahan
(Ist)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Kementerian Kesehatan turut bicara atas meninggalnya seorang dokter anestesi, Stefanus Taofik, yang sedang melaksanakan piket Lebaran. Pihak Kemenkes pun mengklarifikasi penyebab meninggalnya Stefanus yang marak beredar di media sosial.

Diketahui, kabar meninggalnya Stefanus sempat viral di lini media sosial. Dia dikabarkan meninggal karena menggantikan seniornya selama empat hari berturut-turut selama libur Lebaran. Informasi awal itu diunggah oleh akun twitter @blogdokter.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes, Oscar Pribadi, mengatakan, sudah mendapatkan konfirmasi dari pihak rumah sakit tempat Stefanus berjaga.

“Dari penjelasan pihak rumah sakit, dokter Stefanus tidak berlebihan jam kerja. Pasiennya yang ditangani juga tidak banyak,” ujar Oscar dikutip detikcom, Kamis (29/6).

Oscar mengatakan, dari keterangan yang didapatnya, Stefanus berjaga sejak tanggal 24 Juni 2017 sekitar pukul 13.00 hingga 25 Juni pukul 20.00 WIB. Stefanus juga diketahui tidak menangani banyak pasien dan meminta berganti jaga dengan dokter anestesi lain.

Soal menggantikan seniornya yang berlebaran, Oscar mengatakan, hal tersebut tidak benar. RSPI Bintaro mengklaim, telah menyiapkan dua dokter spesialis purna waktu yang siap jika dipanggil dalam keadaan darurat.

“Kami konfirmasi ke rumah sakit bahwa almarhum tidak menggantikan seniornya yang berlebaran,” ucapnya.

Meski demikian, penyebab kematian Stefanus belum dapat dipastikan. Namun, ada anggapan bahwa Stefanus meninggal bukan karena kelelahan melainkan karena Brugada Syndrome.

Brugada Syndrome adalah kelainan sistem peredaran darah. Penyakit ini biasa dikenal dengan sebuat broken-heart syndrome. [CNNIndonesia]

Related posts