Ekspor Aceh melalui provinsi lain masih tinggi

Ekspor lewat pelabuhan Aceh meningkat 12,68 persen
Ilustrasi. (suaracargo.com)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Hingga kini ekspor beberapa komoditas unggulan dari Provinsi Aceh dengan memakai pintu ke luar melalui provinsi lain masih tinggi yakni sekitar 53,11 persen.

“Tercatat di Juni tahun ini 53,11 persen, dari total ekspor komoditas Aceh dengan nilai 10.609.690 dolar AS,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik Aceh, Wahyuddin seperti dikutip dari Antara, Selasa (2/8).

Lazimnya, lanjut dia, pelabuhan yang dipakai untuk mengirimkan berbagai komoditas tersebut ke negara tujuan adalah masih tempat yang lama yakni Sumatera Utara dan DKI Jakarta.

Komoditas terbesar diekspor pada Juni 2017 melalui pelabuhan di luar Provinsi Aceh tersebut, mayoritas merupakan kelompok komoditi kopi, teh, dan rempah-rempah.

Seperti kopi arabica atau kopi robusta, baik jenis “not roasted”, dan “not decaffeinated” dengan nilai sebesar 3.243.369 dolar AS.

Lalu komoditi kelompok buah-buahan seperti areca nuts atau buah pinang senilai 1.500.627 dolar AS yang diekspor melalui Sumatra Utara (Sumut).

Di Sumut atau lebih tepatnya Pelabuhan Belawan di Kota Medan, dan Bandara Internasional Kuala Namu di Kabupaten Deli Serdang.

“Ke beberapa negara untuk ‘coffee arabica wib’ atau ‘coffee kopi robusta oib’ dengan jenis ‘not roasted’, dan ‘not decaffeinated’ seperti Amerika Serikat,” katanya.

“Sedangkan untuk buah pinang dikirim ke negara Pakistan,” terang Wahyuddin.

Badan Pusat Statistik mencatat, nilai ekspor berasal dari Aceh di Juni tahun ini total 4.975.115 dolar AS atau mengalami penurunan 26,76 persen jika dibanding bulan lalu.

Namun jika dibandingkan dengan periode yang sama hingga Juni 2016, maka tercata terjadi peningkatan sebesar 11,92 persen.

Ekspor Indonesia di bulan Juni 2017 mengalami penurunan 18,82 persen menjadi 11,64 miliar dolar AS dibanding Mei 2017 sebesar 14,34 miliar dolar AS.

Jika dibandingkan pada Juni tahun 2016, makan nilai ekspor secara nasional mengalami penurunan sebesar 11,82 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, penurunan ekspor itu disebabkan turunnya kinerja ekspor nonmigas 20,66 persen dari 13,04 miliar dolar AS menjadi 10,35 miliar dolar AS.

Ia menyebut, demikian juga dengan ekspor migas yang turun 0,38 persen dari 1,296 miliar dolar AS menjadi 1,291 miliar dolar AS.

“Selama Mei-Juni 2017, harga-harga komoditas di pasaran internasional belum stabil. Tentu saja, ini timbulkan fluktuasi harga dan akan berpengaruh terhadap nilai ekspor kita,” katanya. []

Related posts