Kedubes AS beri pelatihan manajemen radio berbasis dayah dan dakwah di Aceh

Kedubes AS beri pelatihan manajemen radio berbasis dayah dan dakwah di Aceh
Atase Kebudayaan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Karen Schinnerer (kanan) memberikan materi pada pelatihan manajemen radio berbasis dayah dan radio dakwah se-Aceh, Selasa (12/12) di Hotel Mekkah, Banda Aceh. (Kanal Aceh/Aidil Saputra)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat untuk Indonesia bersama Komunitas Muda Melek Media (Komema) mengadakan pelatihan manajemen radio berbasis dayah dan radio dakwah se-Aceh, Selasa (12/12) hingga Rabu (13/12) di Hotel Mekkah, Banda Aceh.

Pelatihan yang bekerjasama dengan Prodi Ilmu Komunikasi Unsyiah, Komisi Penyiar Indonesia, serta Ikatan Alumni Ilmu Komunikasi ini diikuti oleh 42 orang perwakilan radio dari Banda Aceh, Aceh Besar dan wilayah pantai timur Aceh.

Ketua Komema, Rahmat Saleh mengatakan pelatihan ini dibuat agar perwakilan dari radio memahami tentang format dakwah pada siaran radio. Sebab, menurutnya, dakwah tidak hanya berbicara di atas mimbar saja.

Lanjutnya, materi dakwah pada siaran radio bisa berupa kehidupan bermasyarakat, bernegara, pesan-pesan perdamaian, dan lainnya. Jadi, tidak hanya soal fiqih saja.

“Hal itu juga menarik untuk dijadikan materi yang dikembangkan sebagai program dakwah lebih lanjut,” ungkap Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi Unsyiah ini.

Pelatihan tersebut dihadiri Atase Kebudayaan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Karen Schinnerer dan Information Assitant Public Affair Section Kedubes Amerika Serikat, Kresna Soegio.

Kresna menyebutkan Kedubes Amerika Serikat sangat mendukung kerjasama yang mereka lakukan dengan penggiat media. Salah satunya bertujuan mempromosikan program yang diadakan Kedubes.

Sementara Karen Schinnerer menjelaskan, tantangan yang harus dihadapi media terutama radio, televisi, dan cetak saat ini adalah bagaimana bisa beradaptasi pada era digital.

“Karena pada era digital sekarang ini, sesuatu informasi itu bisa didapat secepatnya oleh siapapun. Jadi ya radio, televisi, maupun cetak harus bisa beradaptasi sesuai zamannya,” kata Karen.

Dijelaskannya, namun masyarakat Amerika Serikat menjadikan radio hanya untuk mendengarkan musik. “Kalau untuk mendapatkan informasi, masyarakat lebih memilih televisi dibandingkan radio,” jelas Karen. [Aidil Saputra]

Related posts