Pembangunan gedung AKN di Pijay dipending

Pembangunan gedung AKN di Pijay dipending
Bupati Pidie Jaya, H Aiyub Abbas (Dua kiri) bersama Wakil Bupati H Said Mulayadi SE MSi (Tiga Kiri) dan Ketua MPU Pijay, Tgk H Said Abdullah (Tengah) serta uslnsur Forkompimda memberikan klarifikasi terhadap pembangunan gedung AKN oleh bantuan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia pasca gempa, Selasa (13/2). (Serambinews.com)

Meureudu (KANALACEH.COM) – Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya, Selasa (13/2) petang memberikan klarifikasi isu miring terhadap pembangunan gedung pendidikan Akademi Komunitas Negeri (AKN) di Gampong Baro Blang Dalam, Kecamatan Bandar Baru, Pidie Jaya.

Hasil kesepakatan sementara Forum Komunikasi Pemerintah Daerah (Forkopinda), pembangunan dipending untuk beberapa waktu seraya menunggu kondisi lebih kondusif.

Dalam agenda konfrensi pers klarifikasi tersebut, pihak Pemkab Pijay turut menghadirkan Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU), Tgk H Said Abdullah, Sekda Drs Abdur Rahman SE MM, pihak aparat TNI/Polri serya puluhan rekan wartawan dari berbagai media elektronik, cetak, dan online.

Bupati Pidie Jaya, H Aiyub Abbas bersama Wakil Bupati Pijay, H Said Mulyadi SE MSi mengatakan, pembangunan gedung pendidikan Akademi Komunitas Negeri (AKN) Pidie Jaya adalah satu-satunya Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang langsung berada dibawah Direktorat Tinggi (Dikti).

“Dalam pembangunan ini murni tidak ada unsur kepentingan agama apapun melainkan hanya untuk kepentingan kemanusian terutama dalam pendidikan pascabencana gempa,” sebut H Aiyub Abbas.

Patut diketahui, perguruan tinggi ini didirikan pada tahun 2015 lalu setelah melalui perjuangan yang berat dan telah menyelenggarakan program-program study yang sesuai dengan potensi wilayah ini yaitu sektor pertanian, peternakan, dan perikanan.

Selama ini, proses belajar mengajar masih berlangsung di tempat sementara di SMP unit Ulim. Dimana, pada tahun 2016 yang lalu, telah di bangun satu unit ruang kuliah.

Namun seiring dengan bencana gempa dan dengan bantuan para pihak ketiga, termasuk bantuan Pangdam Iskandar Muda waktu itu, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menyatakan kesediaannya untuk membangun satu unit ruang kuliah dan ruang praktikum yang representatif sampai dengan selesai dan kemudian akan diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya.

Seterusnya akan dihibahkan kepada Institusi Perguruan Tinggi ini (AKN).

Sementara itu beberapa unit bangunan lain seperti gedung rektorat, mesjid, asrama mahasiswa, student center dan lainnya sesuai perencanaan, akan terus di bangun di masa-masa yang akan datang dengan berbagai mekanisme pembiayaan.

Baik dari Pemkab, masyarakat, maupun Dikti mengingat jumlah anggaran yang dibutuhkan mencapai hampir Rp 450 juta lebih.

Jadi, prosesi pelaksanaan peletakan batu pertama pada Senin (12/2) dilaksanakan sesuai dengan Islami yaitu mulai pembacaan ulumul Quran, peusijuek (Tepung tawar) serta pembacaan doa.

“Hanya saja, dalam prosesi itu seremonial ala tradisi Tionghoa berupa mengaduk semen dengan menggunakan skrup pada peletakan batu pertama saja,” timpal Said Mulyadi.

Tidak ada kaitan agama

Ketua MPU Pijay, Tgk H Said Abdullah mengatakan, hasil penelaahan MPU bersama pemerintah bahwa dalam pembangunan gedung AKN ini oleh pihak Buddha Tzu Chi Indonesia tidak ada kaitan dengan agama sama sekali.

“Bantuan ini murni untuk kemanusian pascabencana gempa Pijay akhir 2016 lalu dan tidak ada menyangkut dengan agama mereka sedikitpun,”ujarnya.

Mengingat kondisi masyarakat dalam kondisi belum nyaman, pihak MPU menyarankan kepada semua pihak agar pembangunan ini untuk sementara waktu dapat dipending beberapa waktu kemudian, seraya menunggu waktu yang lebih kondusif.

“Hal ini agar persoalan ini tidak menjadi lebih runcing,” katanya.

Sebelumnya banyak komentar miring di media sosial terkait adanya budaya Tionghoa dalam peremian gedung yang dibantu Yayasan Buddha Tzu Chi. [Serambinews.com]

Related posts