Keturunan Habib Bugak minta BPKH tak ikut campur tanah wakaf Aceh

Keturunan Habib Bugak minta BPKH tak ikut campur tanah wakaf Aceh
Elaf Al Mashaer dan Ramada, dua hotel yang berdiri di atas tanah wakaf ulama asal Aceh, Habib Bugak Al-Asyi, di dekat Masjidil Haram, Mekkah. (Ist/Kolase Serambinews.com)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Keturunan tertua dari garis tingkat ke-5 Habib Al Habsyi (Habib Bugak Aceh), Sayed Dahlan Al Habsyi menegaskan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) untuk ikut tidak campur terkait tanah wakaf Habib Bugak Aceh di Baitul Asyi, Arab Saudi.

Sayed mengatakan tidak boleh ada pihak mana pun yang berhak mengelola tanah wakaf tersebut. Hal itu sesuai dengan ikrar wakaf kepada pengelola wakaf (Nadzir Wakaf) Habib Bugak dan diteruskan oleh keturunannya.

Ia tidak menyetujui rencana BPKH untuk berinvestasi di sana. Apalagi, BPKH sama sekali belum pernah berkomunikasi dengan keturunan Habib Bugak Aceh.

“Pihak BPKH sendiri sudah mengeluarkan pernyataan bahwa sudah menjumpai ahli waris, kan simpang siur ini. Sedangkan, kami tidak tahu apa-apa di sini,” ujarnya seperti dilansir CNNIndonesia.com, Jumat (16/3).

Menurut Sayed, kabar yang beredar selama ini bahwa pihak keluarga Habib Bugak sudah mempertimbangkan rencana investasi atas tanah wakafnya itu tidak benar. Ia bilang, tidak ada sama sekali pertimbangan, apalagi menyetujui rencana investasi tersebut.

“Itu mereka mau investasinya dalam bentuk apa, kami tidak tahu, kami sama sekali tidak tahu. Tidak ada informasi dari BPKH ke kami,” imbuh Sayed.

Ia menegaskan apabila selama ini ada yang mengaku sebagai keturunan Habib Bugak dan telah menjalin komunikasi dengan pihak BPKH adalah bukan keturunan Habib Bugak. Pihak keluarga tidak bertanggung jawab terhadap pihak yang mengaku-ngaku tersebut.

Sebelumnya, BPKH mengaku berminat untuk berinvestasi pada tanah wakaf milik Aceh di Baitul Asyi, Arab Saudi. Investasi pada tanah wakaf tersebut dinilai tak sekadar memiliki manfaat komersial.

Kepala Badan Pelaksana BPKH Anggito Abimanyu menjelaskan bahwa investasi di Arab Saudi sebenarnya paling tepat bagi pengelolaan dana haji.

Selain memberikan keuntungan yang cukup bagus, penempatan dana di negera tersebut, memberikan hasil investasi dalam bentuk mata uang riyal yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan haji. []

Related posts