Kisah haru hijabers Aceh kenang Ayah di Sunsilk Hijab Hunt Medan

Tiara Puspa Bidari peserta audisi Sunsilk Hijab Hunt Medan. (detik.com)

Medan (KANALACEH.COM) – Air mata Tiara Puspa Bidari menggenang saat membaca sajak bertajuk ‘Mengenang Bapak’ di audisi Sunsilk Hijab Hunt 2018 Medan, Sabtu (21/4). Puisi itu ia dedikasikan untuk ayahnya tercinta yang telah tiada.

Bapak… Bagaimana kabarmu? 

Hari ini aku sedang menulis episode rindu.

Untukmu…

Untukku…

Untuk kita..

Untuk sebuah kenangan yang sanggup menggetarkan seluruh urat sarafku.

Begitu Tiara membuka puisi ciptaannya. Almarhum ayahnya, Marsikin AR, meninggal akibat komplikasi hepatitis saat Tiara masih duduk di bangku sekolah menengah pertama.

Wanita asal Takengon, Aceh Tengah, ini sebenarnya menciptakan puisi tersebut semasa ayahnya masih hidup. Kedekatannya dengan sang ayah yang memotivasi Tiara untuk menulis puisi itu.

Sembari menyeka air mata, Tiara mengenang sosok ayahnya yang inspiratif saat ditemui Wolipop selepas audisi pencarian hijabers berbakat gelaran detikcom dan Sunsilk itu. Sejak kecil, ia memang sangat mengidolakan sang ayah. Karena ayah, darah seni mengalir kuat dalam dirinya.

Bungsu dari empat bersaudara ini belajar menulis puisi dari ayahnya. Tak hanya itu, ayahnya juga yang memotivasi Tiara untuk mengenal alat musik biola.

Maka ketika ayahnya pergi untuk selamanya, Tiara merasa sangat kehilangan. “Tapi, saya belajar dewasa setelah saya kehilangan seorang ayah. Beliau yang selalu berpesan, saya harus jadi perempuan kuat dan mandiri,” cerita wanita 19 tahun ini di lokasi audisi, Manhattan Times Square, Medan seperti dilansir laman Detik.com.

Pesan tersebut yang juga menjadi bekal bagi Tiara untuk merantau ke Medan dari kampung halamannya demi menimba ilmu. Saat ini, ia terdaftar sebagai mahasiswi semester dua jurusan Pendidikan Agama di Universitas Pembangunan Panca Budi Medan.

Selain berpuisi, ia juga menunjukkan kebolehannya menggesek biola. Lagu bernuansa melayu hingga jazz jadi pilihannya. Biola andalan Tiara pun memiliki #ceritahijabku tersendiri.

“Kami bukan dari keluarga berada, jadi nggak mampu beli biola. Pengin banget punya biola dari SD, tapi baru terwujud pas SMP. Biolanya dibeli seharga Rp 800 ribu dari uang hasil beasiswa,” kenang Tiara.

Bakatnya tak hanya itu. Tiara juga mengaku senang melukis dan menulis buku. Bahkan, sebentar lagi ia akan meluncurkan buku keduanya yang didedikasikannya untuk sang ayah.

Sunsilk Hijab Hunt pun diikuti Tiara untuk mengamalkan amanah ayahnya bahwa jangan pernah berhenti belajar. Menang bukan tujuan utamanya. Lewat ajang ini, penggemar musik bossanova ini ingin belajar dan mengukur sejauh mana kemampuannya.

“Aku juga mau membuktikan bahwa gadis kampung yang tinggal di pinggiran danau juga bisa berprestasi,” tegas Tiara yang datang dalam balutan busana serba coklat.

Baginya, menang adalah bonus. Bila berhasil, Tiara akan memanfaatkan hadiah berupa uang tersebut untuk membantu ibunya yang hidup sendiri tanpa penghasilan di Takengon. Kakak-kakaknya juga sudah merantau keluar kota demi hidup yang lebih baik. Itulah cerita hijab seorang Tiara yang ia bagikan kepada Wolipop.

Tiara yakin, selama dilakukan dari hati, hasilnya tidak akan mengecewakan. “Ayah yang berpesan, apapun yang kamu lakukan dari hati, pasti akan diterima dari hati juga,” tutup Tiara. []

Related posts