Menjaga tradisi Meugang bagi generasi milenial

Festival Meugang. (ist)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Untuk menjaga dan merawat tradisi meugang ke generasi milenial pemerintah kota Banda Aceh bekerjasama dengan Yayasan Khadam Indonesia (YKI) dan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Aceh menggelar Festival Meugang yang berlangsung di jalan Jalan HT Daudsyah, Peunayong, Banda Aceh, Senin (20/8).

Festival Meugang merupakan perdana dilaksana di kota Banda Aceh. Tradisi ini juga telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda nasional pada tahun 2016. Sehingga untuk melestarikannya maka digelar sejumlah kegiatan agar tradisi ini tetap terjaga.

Sejumlah kegiatan Festival Meugang diisi dengan serangkaian kegiatan yang dimulai sejak pukul 08.30 hingga 16.00 WIB sore. Adapun kegiatan di dalamnya berupa kompetisi atraksi membelah isi kepala sapi, expo histori meugang, pameran meugang, kuah beulagong, dan hiburan yang ditampilkan artis lokal di Aceh.

Walikota Banda Aceh, Aminullah Usman menyampaikan, Festival Meugang perlu dilestarikan agar tetap terjaga hingga ke genarasi muda di Aceh. Tradisi ini bisa dijadikan sebagai tambahan wawasan nilai tradisi meugang dengan berbagai informasi dan pengetahuan histori di dalamnya.

“Tradisi ini merupakan warisan budaya sangat unik yang hanya ada di Aceh dan tidak dimiliki oleh daerah lain. Meugang itu sendiri memiliki cerita dan makna bagi masyarakat saat menjelang Idul Fitri maupun Idul Adha. Bentuk rasa syukur sudah bekerja dari setahun dan inilah waktu mereka memperkuat tali silaturrahmi. Ada yang menggelar khanduri anak yatim, dan keluarga untuk medoakan arwah saudara  mereka yang sudah lebih dulu kembali ke sisi Allah SWT,” ujarnya.

Aminullah menyebutkan, meugang penting untuk dilestarikan karena tradisi ini juga bisa dijadikan sebagai salah satu objek wisata islami di Aceh. Sehingga mancanegara yang berkunjung tidak hanya menikmati keindahan Masjid Raya Baiturrahman, Museum Tsunami tetapi juga melihat tradisi unik yang hanya ada di Aceh.

“Momen ini diharapkan menjadi event tetap terutama di Banda Aceh. Tahun depan kita akan lebih mempersiapkan lagi. Kita memberikan hadiah pada semua kategori yang diperlombakan dalam festival meugang. Tidak hanya itu, di dalam festival itu nanti juga kita gelar syukuran sehinga bisa dinikmati bersama. Sebenarnya itulah hikmah di balik festival ini,” pungkas Amin.

Sementara itu, kepala BPNB Aceh, Irini Dewi Wanti mengatakan pagelaran Festival Meugang merupakan tindak lanjut dari tradisi meugang yang telah ditetapkan warisan budaya tak benda.

“Apa yang sudah ditetapkan harus ditindak lanjuti salah satunya seperti festival ini, dan ini merupakan perdana dilaksanakan setelah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda pada 2016 lalu,”ucapnya.

Pada event perdana ini, sebanyak 7 warga mengikuti perlombaan membelah kepala sapi. Pantauan kumparan di hadapan mereka disedikan telah disediakan kepala sapi diletakkan di atas kursi panjang. Sementar kapal dan pisau dibawa oleh masing-masing peserta.

“Dalam perlombaan itu kita menilai tingkat kecepatan dan kebersihan mereka dalam membelah kepala sapi. Saya rasa ini sangat sulit tidak semua orang bisa dan yang mengikuti ini adalah orang-orang professional yang ahli dibidangnya,” pungkas Irini. [Rino Babahrot]

Related posts