Sadari deteksi dini terhadap kanker payudara

Ilustrasi. (Kumparan.com)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Memasuki bulan Oktober, kita sering menjumpai orang-orang yang mengenakan pita pink, baju pink, dan gelang pink atau apapun asesoris yang berwarna pink.

Atribut pink ini syarat dengan makna dan sudah merupakan gerakan yang menyeluruh di seluruh dunia. Hal yang paling umum dijumpai adalah menggunakan pita pink yang disematkan di bagian dada sebelah kiri itu memiliki slogan “Saling Jaga, Saling Peduli!”, simbol itu digunakan sebagai dukungan terhadap penderita kanker payudara.

Di Indonesia, sejak tahun 2014, bulan Oktober selalu diperingati sebagai bulan peduli kanker payudara. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat akan penyintas kanker payudara. Disini, masyarakat juga diharapkan bisa meningkatkan kewaspadaannya jika menemukan benjolan atau tanda-tanda adanya kelainan pada payudara.

1 dari 8 orang perempuan berpotensi terkena kanker payudara dan kanker payudara merupakan pembunuh nomor 2 setelah kanker serviks. Dari hasil pemeriksaan di rumah sakit, lebih dari 50% pasien datang dalam keadaan stadium lanjut sehingga tidak bisa survive.

Dari waktu ke waktu, penyintas kanker payudara terus bertambah, hal ini ditandai dengan jumlah kunjungan ke rumah sakit baik berobat jalan maupun harus rawatan inap karena harus dilakukan tindakan lanjut baik operasi maupun kemoterapi.

Rumah Sakit Umum dr. Zainal Abidin (RSUZA) sendiri dalam laporan tahunannya menyebutkan bahwa selama tahun 2017 pasien penderita kanker payudara yang melakukan rawat jalan dilaporkan sebanyak 3069 kunjungan, rawat inap sebanyak 221 orang dan yang meninggal 14 orang.

Untuk tahun 2018 hingga Bulan Juli, dilaporkan jumlah pasien penderita kanker payudara yang menjalani rawat jalan sebanyak 1848 kunjungan, yang menjalani rawat inap sebanyak 84 orang dan pasien meninggal sebanyak 6 orang.

Sampai saat ini belum diketahui penyebab kanker payudara, tetapi faktor resiko seperti pola dan gaya hidup serta keturunan merupakan salah satu penyebab penyakit tersebut.

Deteksi dini dapat mencegah kanker payudara stadium lanjut, sehingga banyak perempuan yang terselamatkan.

Deteksi dini dengan metode SADARI atau periksa payudara sendiri merupakan langkah awal agar setiap perempuan tahu tentang keadaan kesehatannya sendiri. Tehnik SADARI ini mudah dan tanpa biaya tentunya.

Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Aceh mengambil bagian pada momen bulan Oktober ini dengan serangkaian kegiatan seperti street campaign di bundaran simpang 5, kemudan adanya booth di lobi RSUZA dan juga kunjungan ke ruang kemoterapi panyintas kanker payudara dan beberapa kegiatan lainnya di sepanjang bulan Oktober ini.

Di bundarang Simpang 5 dibagikan pita pink dan bunga untuk para pengguna jalan atau yang melintas di seputaran Simpang 5.

Ketua YKI Aceh, Darwati A. Gani sangat mengharapkan partisipasi publik untuk mensupport para penyintas kanker payudara.

“Terus kita ingatkan agar kaum perempuan bisa melakukan deteksi dini secara berkala dan apabila menemukan kelainan untuk segera mengunjungi rumah sakit atau puskesmas terdekat dengan menceritakan keluhan tanpa rasa malu dan takut dan bagi para penyintas kanker payudara agar tetap semangat dan mohon dukungan dari keluarga dan lingkungan, agar mereka bisa survive,” Ujar Darwati A Gani. [Randi/rel]

Related posts