5 Tahun terisolasi, seekor gajah liar berhasil di translokasi

(Dok. BKSDA Aceh)

Subulussalam (KANALACEH.COM) – Gajah liar yang sudah lebih dari limatahun terisolasi di perkebunan warga di Desa Tangga Besi, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam, akhirnya berhasil ditranslokasi.

Gajah betina berumur 20 tahun yang diberi nama Septi ini berhasil ditangkap menggunakan senjata bius pada hari Sabtu, 8 Desember lalu.

Kepala BKSDA Aceh, Sapto Aji Prabowo mengatakan, upaya translokasi gajah liar yang sudah direncanakan sejak 17 bulan yang lalu ini, sempat beberapa kali tertunda karena ketiadaan akses ke lokasi pelepas liaran di hutan Bengkung, perbatasan Subulussalam dan Aceh Selatanserta Aceh Tenggara.

Bahkan, kata dia, sempat muncul ide dari sebuah LSM luar negeri untuk memindahkan menggunakan hekikopter. Namun urung  dilaksanakan karena persoalan teknis.

“Namun harapan muncul dengan adanya pembukaan perkebunan PT ISP yang membuat akses ke Bengkung menjadi terbuka,” kata Sapto dalam pesan tertulisnya yang dikirimkan, pada Senin (10/12).

Sapto menjelaskan, perlu waktu tiga hari untuk berhasil menembak bius gajah Septi. Gajah yang setengah terbius selanjutnya ditarik menggunakan gajah jinak menuju truk pengangkut pada Minggu subuh, dan selanjutnya diangkut ke batas perkebunan PT. ISP dengan hutan produksi.

Setelah itu, menarik gajah Septi menuju hutan lindung bengkung yang berjarak sekitar 20 km. Upaya dilakukan tengah malam hingga pagi untuk menghindari sengatan matahari yang bisa membahayakan keselamatan gajah.

Akhirnya, hari ini gajah sampai pada titik pelepasan yang direncanakan. Tim juga memasang GPS Collar untuk memonitor pergerakan Septi.

GPS Collar yang dipasang, kata Sapto akan mengirimkan data posisi gajah ke receiver BKSDA dan PKSL Unsyiah melalui satelit. Septi diharapkan dapat bergabung dengan kelompok gajah yang ada di Bengkung yang diperkirakan ada sekitar 10 ekor.

“Jika Septi bisa bergabung ke kelompok gajah Bengkung, akan sangat bagus untuk meningkatkan keragaman genetis kelompok gajah ini,” kata dia. [Randi/rel]

Related posts