Harga TBS Anjlok, Dewan Subulussalam Angkat Bicara

Parlemen Eropa tak ikhlas sawit Indonesia maju
Ilustrasi - Pekerja mengumpulkan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit hasil panen di Desa Seumanah Jaya, Rantoe Peureulak, Aceh Timur, Aceh, Minggu (9/10). (Antara Foto)

Subulussalam (KANALACEH.COM) – Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di wilayah Kota Subulussalam anjlok hingga Rp700 per kilogram di tingkat petani.

Dari sebelumnya berada pada kisaran Rp900 sampai dengan Rp1.000 per kilogram. Bahkan pada daerah tertentu, harga TBS turjun bebas Rp500 per kilogram sejak beberapa pekan terakhir. 

Kondisi ini menyebabkan ribuan petani sawit mengeluh, karena tanaman sawit merupakan komoditi unggulan dan sudah menjadi sumber mata pencarian 70 persen masyarakat di bumi Sada Kata itu.

Melihat kondisi ini, Wakil Ketua II DPRK Subulussalam Fajri Munthe angkat bicara. Politisi Partai Golkar ini menuding penyebab utama anjloknya harga sawit ini, disebabkan pihak perusahaan Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) yang ada di daerah itu, tidak mengindahkan aturan yang telah ditetapkan Pemerintah Aceh melalui tim penetapan harga TBS. 

“Harga TBS sudah ditetapkan oleh Pemerintah Aceh dan surat edaran Sdr Wali Kota juga sudah dikirimkan. Namun  realita di lapangan harga masih Rp970 per kilogram di tingkat pabrik,” kata Fajri Munthe kepada kanalaceh.com, Sabtu (15/06).

Fajri mengaku sudah dua tahun terakhir ini, harga sawit di daerah itu tak pernah stabil.

“Dan turunnya harga TBS kelapa sawit yang dirasakan masyarakat akhir akhir ini, berakibat pada perekonomian masyarakat menjadi lesu semua,” Kata Fajri Munthe.

Untuk itu, dia meminta dengan tegas kepada pihak perusahaan PMKS mentaati aturan yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Aceh. [Satria Tumangger]

Related posts