7 Perempuan yang Berperan Penting Saat Proklamasi

(net)

(KANALACEH.COM) – Seperti kata Soekarno, presiden pertama RI bahwa jangan sesekali melupakan sejarah. Ini adalah sebuah semboyan yang tertanam kuat dalam benak masyarakat Indonesia, bahwa kita tidak boleh melupakan sejarah.

Sejarah adalah hal yang telah membentuk karakter bangsa sekarang ini. Namun, ada beberapa sejarah mungkin mulai terlupakan  oleh anak bangsa seperti sejarah tentang peran perempuan saat proklamasi.

Proklamasi kemerdekaan Indonesia telah menandai berakhirnya masa kolonialisme di Indonesia dan berakhirnya masa penjajahan. Kemerdekaan Indonesia ini pun tak lepas dari peran para perempuan.

Dalam artikel kali ini, kita akan mengulas tentang 7 perempuan yang berperan penting saat proklamasi. Para perempuan tersebut tentu merupakan perempuan-perempuan perkasa dizamannya, yang memiliki keberanian dan semangat untuk merdeka. Lalu siapa saja mereka? Ini daftarnya.

1. SK Trimurti

SK Trimurti merupakan perempuan kelahiran Solo 11 Mei 1913. Saat hari Proklamasi ia diminta mengibarkan bendera Pusaka Merah Putih meski pada akhrinya ia menolak dengan alasan tertentu dan mengusulkan Latief Hendraningrat dari PETA (Pembela Tanah Air). Setelah Indonesia Merdeka, Trimurti kemudian diangkat menjadi Menteri Perburuhan Pertama Indonesia.

2. Fatmawati

Lahir di Bengkulu, 5 Februari 1923. Istri Sukarno inilah yang menjahit Bendera Pusaka Merah Putih. Pada saat pengibaran Bendera Pusaka tersebut, Fatmwati berdiri disebelah SK Trimurti.

3. Zuleika Rachman Mansjhur Jasin

Ia merupakan seorang pemimpin Mahasiswa Perempuan Ika Daigaku (Sekolah Tinggi Kedokteran) dalam upacara Proklamasi Kemerdekaan. Setelah kemederkaan, Jasin kemudian menjadi Anggota PMI Mobile Colonne.

4. Genowati Djaka Sutadiwiria

Wanita kelahiran Semarang, 27 April 1919 ini adalah Mahasiswa Ika Daigaku yang menjadi anggota pengamanan saat hari Proklamasi Kemerdekaan. Pada perang kemederkaan I dan II, ia bertugas sebagai anggota PMI Yogyakarta untuk mengumpulkan obatan.

5. Oetari Soetarti

Mahasiswa Ika Daigaku ini hadir di Jalan Pegangsan Timur 56 Jakarta untuk menyakiskan detik-detik proklamasi kemederkaan. DIa kemudian bertugas sebagai anggota Pos PMI di Bidara Cina.

Soetarti lalu menikah dengan kawan kampusnya, dr. Suwardjono Surjaningrat yang kelak menjadi Menteri Kesehatan RI pada tahun 1978-1988 di era Presiden Soeharto.

6. Yulari Markoem

Saat proklamasi Kemerdekaan RI, Mahasiswa Ika Daigaku ini bertugas sebagai anggota kelompok Mahasiswa Penaikan Bendera Pusaka. Pada perang kemerdekaan I, dia bertugas sebagai penghubung dalam pengiriman logisitik medis ke daerah Gerilya.

7. Retnosedjati

Yang terakhir adalah Renosedjati, yang lahir di Den Haag Belanda, 29 maret 1924. Bersama kawan-kawannya dari Ika Daigaku, dia menghadiri lahirnya Republik yang baru, Republik Indonesia.

Setelah proklamasi kemerdekaan dia menjadi anggota PMI dibawah asuhan Prof. Soetojo. Saat meletus perang kemerdekaan I dan II, dia menjadi anggota PMI yang mengurus pengobatan pejuang di Solo, Klaten dan juga Yogyakarta. [Paulipu.com]

Related posts