544 Siswa SMA Siap Bertanding pada O2SN di Aceh

(aceh.tribunnews)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Sebanyak 544 siswa SMA yang merupakan atlet terbaik dari 34 provinsi dari seluruh Indonesia akan bertanding dalam Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) di Banda Aceh. Event akbar pelajar dibidang olahraga ini akan digelar selama enam hari sejak 25 – 31 Agustus 2019.

Aceh, kali ini ditunjuk oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai tuan rumah pelaksaan O2SN yang ke-12. Atlet-atlet yang dikirim ke tingkat nasional ini merupakan para pemenang pada kompetisi O2SN di tingkat propinsi.

Ada lima cabang olahraga yang akan dipertandingkan, yaitu karate yang akan dilaksanakan di Ballroom Hotel Grand Nanggroe, pencak silat di GOR Universitas Syiah Kuala, atletik di Stadion Harapan Bangsa, bulutangkis di GOR Koni Aceh, dan renang di Kolam Renang Batalyon Infanteri Raider.

Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) merupakan salah satu upaya untuk membina kecerdasan kinestetis peserta didik sekaligus wahana untuk menyalurkan bakat, potensi, dan prestasi mereka di bidang olahraga. Selain sebagai bagian dari pengembangan pendidikan olahraga, O2SN juga menjadi wadah penguatan pendidikan karakter peserta didik.

Sebab, melalui O2SN, nilai-nilai diri yakni sikap sportif, jujur, gigih, tangguh, menghargai bakat dan prestasi diri sendiri dan orang lain, membangun persahabatan dan cinta tanah air juga ikut ditumbuhkembangkan disini.

Direktur Pembinaan SMA, Purwadi Sutanto mengatakan, melalui ajang ini, diharapkan atlet O2SN dapat menjadi “Generasi Sehat, Generasi Tangguh” dan dapat mengembangkan keterampilan 4C yakni berpikir kritis (critical thinking), kreatif (creativity), berkomunikasi baik (communication), serta mampu bekerjasama dengan pihak lain (collaboration), memiliki rasa percaya diri (self confidence) untuk menghadapi tantangan di era Industri.

Mengingat pentingnya kegiatan ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas secara konsisten menyelenggarakan kegiatan ini setiap tahunnya sejak tahun 2007. Struktur pembinaan dan proses seleksi terus dikembangkan mulai dari tingkat sekolah, kabupaten/kota, provinsi, nasional, hingga ke tingkat internasional.

Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) bukan sekadar tempat pengemblengan dan penempaan atlit-atlit. Tapi pada sisi lain, O2SN bisa menjadi salah satu wadah yang disiapkan untuk menghasilkan tempaan atlit- atlit berprestasi hingga ke skala internasional.

“Salah satunya prestasi membanggakan pelajar Indonesia dari cabang karate adalah saat meraih peringkat tiga dunia pada kejuaran karate pelajar pada tahun 2018 lalu di Belgia. Karateka muda Indonesia sukses meraih 4 medali emas, 1 perak, dan 2 perunggu. Prestasi ini menggiring Indonesia melejit ke peringkat 3 dunia setelah tuan rumah Belgia dan Belanda. Mereka adalah putra putri terbaik hasil seleksi secara berjenjang dari ajang O2SN yang telah kita laksanakan, dan ini sangat membanggakan,” katanya melalui pesan tertulis.

Selama dua belas tahun pelaksanaannya, setidaknya O2SN telah memunculkan ribuan atlit hebat dari 34 provinsi di Indonesia yang dibina dan dilatih untuk mengharumkan Merah Putih di kancah dunia. Bahkan dari ribuan itu, sudah ada yang menunjukan secara nyata kegigihannya dalam menggeluti dunia olahraga.

Ada nama Hanifan Yudani Kusuma, atlit pencak silat peraih medali emas pada ajang Asian Games 2018 ini adalah salah satu alumni O2SN tahun 2015 yang digelar di Makassar. Kala itu alumni SMA Negeri 20 Bandung, Jawa Barat, meraih medali emas kategori tanding pencak silat putra. Bukan hanya Hanifan, ada juga Jonatan Christie, pebulutangkis tunggal putra yang masuk 10 besar dunia ini juga merupakan alumni O2SN yang turut mengibarkan Merah Putih di tingkat dunia.

Pria dengan sapaan Jojo itu merupakan alumni O2SN tahun 2008 pada bidang bulutangkis dan meraih medali emas kala itu. Hanifan dan Jojo hanya sekadar contoh. Sederet nama atlit lainnya juga banyak yang dilahirkan dari ajang paling bergengsi O2SN ini.

Kesemuanya tak lepas dari peran Kemendikbud yang secara terus menerus melakukan program yang mendukung pengembangan bakat anak didik mulai dari jenjang SD, SMP dan SMA. Dari pembinaan sejak dini inilah yang diyakini bahwa akan lahir atlit-atilt muda Indonesia yang ikut membanggakan Indonesia di mata dunia. [Randi/rel]

Related posts