Jemaah Haji Tertua dari Aceh Meninggal Dunia di Mekkah

Mat Budin, Jemaah haji tertua dari Aceh yang meninggal dunia di Mekah. (Foto: Kemenag Aceh)

Banda Aceh (KANALACEH.COM)Inna lillaahi wa innaa ilaihi raji’un. Mat Budin bin Abdul Latif (99) jemaah haji asal Aceh meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) King Faisal, Rabu (2/10) kemarin.

Informasi tersebut disampaikan dr Jerry Nasaruddin, salah satu panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH) Arab Saudi. Menurut Dokter Jerry, Mat Budin meninggal dunia pada pukul 15.50 Waktu Arab Saudi (WAS).

Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun, telah meninggal dunia Bapak Mat Budin bin Abdul Latif, BTJ 07, tanggal 2 Oktober 2019, pukul 3:50 PM, di RS King Faisal,” ujar Dokter Jerry.

Baca: Kloter Terakhir Jemaah Haji Tiba di Aceh, 2 Masih Dirawat di Arab Saudi

Mat Budin tergabung dalam jemaah kelompok terbang (kloter) 7, yang berasal dari Kabupaten Aceh Tamiang, Kota Langsa dan Banda Aceh. Tetapi, sampai kloter terakhir jemaah haji Aceh, kloter 12 tiba di Aceh, 15 September lalu, ia belum direkomendasikan pulang karena masih tidak sadar.

Baca: Jemaah Haji Kloter 7 Tiba di Aceh, Empat Orang Dirujuk ke RSUZA

Ia dirawat di RS King Faisal sejak 18 Agustus lalu karena diagnosa radang paru-paru kronis (COPD), gagal ginjal kronis (CKD) dan detak jantung yang tidak teratur. Selama itu, ia dirawat di ruang Intensive Care Unit (ICU) RS King Faisal dengan alat bantu pernapasan dan pemasangan selang nasogastrik (NGT).

“Tadi, kita mendapat informasi dari Arab Saudi, Mat Budin sudah meninggal dunia. Insya Allah, akan dimakamkan di Syaraya hari ini,” kata Kepala Subbagian Informasi dan Humas Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, M Nasril melalui keterangannya.

Menurut Nasril, Mat Budin merupakan jemaah haji tertua dari Aceh tahun ini. Ia berasal dari Aceh Tamiang. “Mat Budin lahir tanggal 13 mei 1920. Beliau jemaah tertua tahun ini. Umurnya 99 tahun. Bekerja sebagai petani dan tinggal di Dusun Jembatan Desa Juar Kecamatan Sekerak,” kata Nasril.

Mat Budin memiliki lima orang anak, dua perempuan dan tiga orang laki-laki. Cita-citanya sederhana, hanya ingin menunaikan rukun Islam yang kelima yaitu berangkat ke tanah suci.

Untuk bisa ke tanah suci, Mat Budin hanya mengandalkan pekerjaannya sebagai petani. Dia menanam beberapa jenis sayuran seperti cabai, terong dan kacang-kacangan. Mat Budin mendaftar haji pada tanggal 01 Mei 2012 dan telah beberapa kali mengajukan permohonan percepatan keberangkatan dengan alasan lansia.

Doanya terkabul, walaupun berangkat ke tanah suci tanpa pendamping. Istrinya ditinggal di kampung. Karena keterbatasan dana, Mat Budin hanya mampu mendaftar haji seorang diri. Kini Mat Budin telah tiada, keluarga pun ikhlas menerima. Apalagi ia wafat di tanah mulia.

Nurlatifah, salah seorang cucu Mat Budin berterimakasih kepada seluruh panitia haji yang telah mambantu, menjaga dan memantau kondisi kesehatannya sampai saat-saat terakhir.

“Saya mewakili seluruh keluarga besar Atok Mat Budin mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada seluruh pihak dalam memberangkatkan menjaga serta memantau kesehatan beliau,” jelasnya melalui aplikasi perpesanan kepada ketua kloter 7, Anwar Fadli.

“Hanya Allah yang dapat membalas kebaikan bapak dan ibu sekalian,” lanjutnya.

Aminah Muhammad Aji, 61 tahun, berasal dari Aceh Utara. Ia tergabung dalam kloter 6. Sebelumnya, Aminah akan dievakuasi langsung oleh tim medis Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) ke bandara Madinah dan ikut pulang bersama kloter 12. Tapi tidak jadi, karena masih di Rumah Sakit (RS) Al Ansaar, Madinah, pasca rawatan karena infeksi paru-paru. Ia juga menderita hipertensi, darah manis dan kepikunan.

Sekarang Aminah dalam kondisi tidak sadar. Ia dirawat dengan alat bantu pernapasan dan prosedur trakeostomi. [Randi/rel]

Related posts