Eks Teroris Jalin: Aceh Dilirik Oleh Kelompok Radikal di Indonesia

Militan pro ISIS serbu Marawi Filipina, 21 orang tewas
Ilustrasi teroris.

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Direktur Yayasan Jalin Perdamaian, Yudi Zulfahri menyebut, hingga saat ini, Aceh jadi daerah yang masih dilirik oleh kelompok radikal di Indonesia. Sebab, secara geografis hingga pasokan senjata dengan mudah didapatkan.

Ada beberapa pertimbangan, karena di daerah lain di Indonesia sudah kesulitan mulai dari ruang geraknya yang semakin sempit, logistik dan persenjataan juga susah didapatkan.

Sehingga, Aceh menjadi daerah paling ‘empuk’ untuk dijadikan lahan para kelompok radikal. Apalagi, Aceh menerapkan syariat islam, sehingga kelompok ini menggunakan isu ini untuk propaganda politik.

“Di Aceh semua masih tersedia, geografisnya bagus, pasokan senjata juga mudah. Masyarakatnya juga sudah siap dengan perang. Terus apa yang paling penting? isu syariat Islam, sehingga untuk propaganda politiknya lebih mudah. Maka Aceh masih didatangi sampai sekarang,” kata Yudi saat menjadi pemateri dalam sebuah diskusi di SKB Lampineung, Banda Aceh, Rabu (6/11).

Meskipun, kata dia, sebagian kelompok radikal ini juga tidak sepakat dengan syariat islam. Karena dinilai tidak total. Namun, syariat islam dijadikan alat untuk menghasut.

Ia menjelaskan, teroris di Aceh sebenarnya tidak pernah berhenti sejak 2010, dimulai dari kasus kelompok Jalin (kelompok Jamaah Islamiyah pimpinan Dulmatin), bom buku, hingga terakhir muncul nama Yahdi Ila Rusydi.

Menurutnya, Yahdi tidak masuk dalam kategori kelompok terorisme, secara ideologi dia berbeda, walaupun dia menyuarakan negara Islam.

“Tapi ideologinya beda, dia bahaya gak? Kalau dibiarkan bahaya, tapi kalau dihabisi juga bahaya. Bagusnya dia dirangkul, seperti Din Minimi,” ucap Yudi yang juga merupakan eks teroris kelompok Jalin, Aceh Besar.

Munurutnya, kelompok radikal di Aceh saat ini tidak begitu besar. Tapi, mereka terus mengembangkan diri. Yudi belum bisa memastikan apakah mereka saat ini sudah di level mempersiapkan senajata apa belum.

“Itu mungkin untuk saat ini belum. Tapi kalau level pengkaderan, kaderisasi, penyebaran ideologi, itu di Aceh masih ada,” kata dia.

Untuk mengatasi kemunculan kelompok radikal dan ekstremis ini, Yudi menyarankan agar pemerintah melibatkan semua pihak, termasuk eks teroris. Selain itu, pemerintah harus memperhatikan masyarakat kecil yang terindikasi terpapar ideologi radikalisme.

Yudi mengimbau agar masyarakat tidak perlu takut dan jangan sampai dimanfaatkan dengan isu perjuangan islam yang dilancarkan oleh kelompok radikal ini. [Randi]

 

View this post on Instagram

 

Indahnya Jembatan Fly Over Simpang Surabaya Pada Malam Hari Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Jembatan Fly Over (atau jembatan layang) memiliki fungsi yang sangat vital dalam mengurai kemacetan di daerah. Bangunan ini juga, tak jarang memiliki nilai keindahan yang bisa dilihat dari sisi arsitektur atau desainnya. – Tidak cukup pada desain konstruksi jembatan, tata lampu juga bisa membuat jembatan tersebut memiliki pemandangan yang menakjubkan ketika malam hari. – Seperti jembatan Fly Over Simpang Surabaya di Banda Aceh. Pengoperasian jembatan ini, mulai bisa dilalui pengendara pada Tahun 2018 lalu, dan mampu menuntaskan persoalan kemacetan parah di Simpang Surabaya sebelumnya. – Keberadaan jembatan ini juga menambah keindahan Kota Banda Aceh. Baru-baru ini, Pemerintah Kota ‘mempercantik’ jembatan dengan menambah desain lampu hias dengan berbagai warna di setiap tiang-tiang lampu jalan. – Sehingga jembatan ini terlihat indah dan hidup di malam hari, karena perpaduan lampu dengan berbagai warna. – Fly Over Simpang Surabaya memiliki panjang 881 dan lebar 16,5 meter untuk 4 lajur 2 arah. Berada pada poros utama Jalan Lintas Timur Sumatera yang menghubungkan Pusat Kota Banda Aceh dengan Sigli, Lhokseumawe hingga Medan. – Jembatan ini juga merupakan penghubung antara Jalan Lintas Timur Sumatera dengan Pelabuhan Malahayati yang merupakan kawasan pengembangan strategis. – “Saat ini Kota Banda Aceh sedang bertransformasi dari kota besar menuju kota metropolitan. Akibatnya, terjadi peningkatan jumlah frekuensi penggunaan kendaraan. Dengan adanya Fly Over ini dan underpass ini tentunya akan mengurangi tingkat kemacetan,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga, Sugiyartanto saat meresmikan jembatan laying Simpang Surabaya ini. [Randi] – 📹 @humasbna – – #aceh #bandaaceh #jembatan #simpangsurabaya #acehbesar #pidie #pidiejaya #bireuen #acehutara #lhokseumawe #acehtimur #langsa #acehtamiang #takengon #benermeriah #gayolues #naganraya #acehjaya #acehbarat #abdya #acehselatan #sabang #subulussalam #simeulue #acehsingkil #acehtenggara

A post shared by Kanal Aceh (@kanalacehcom) on

Related posts