Subulussalam (KANALACEH.COM) – Sejumlah aset bangunan milik Pemerintah Kota Subulussalam diketahui tidak berfungsi, alias tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Misalnya, gedung bekas industri pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka di Desa Suka Makmur dan gedung tempat pengolahan sampah di Desa Pegayo, Kecamatan Simpang kiri, serta gedung pariwisata di Desa Lae Bersih, Kecamatan Penanggalan.
Selanjutnya lokasi balai benih ikan (BBI) di Desa Singgersing, gedung balai pembibitan serta lokasi peternakan ayam dan lembu di Desa Namo Buaya, Kecamatan Sultan Daulat Kota Subulussalam.
Menurut Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Subulussalam Salbunis mengatakan, pihaknya hanya mendata aset milik pemerintah, sedangkan pengelolaannya dilakukan oleh masing-masing teknis dinas terkait.
Kepala Dinas Pertanian dan perikanan Kota Subulussalam Ir Sulisman membenarkan, bahwa ada beberapa bangunan dibawah dinasnya yang tidak berfungsi. Seperti BBI Singgersing, Balai Pembibitan serta kandang ternak ayam dan lembu di Desa Namo Buaya memeng tidak berfungsi.
“Memang betul. Baru-baru ini saya juga sudah turun melihat langsung kondisi BBI Singgersing serta kandang ayam dan lembu di Namo Buaya. Tahun depan, akan kita fungsikan lagi,” kata Sulisman kepada wartawan di ruangannya, Kamis (26/12).
Sulisman menambahkan sebab tidak berfungsinya aset milik pemko itu selain banyaknya kegiatan di dinasnya, ketersediaan anggaran juga minim. Sehingga beberapa aset milik pemko yang tidak berfungsi itu tidak terperhatikan secara serius.
Padahal kata Sulisman, jika BBI itu bisa berfungsi, masyarakat yang bermata pencaharian beternak ikan dapat terbantu, selain itu juga bisa menjadi tempat untuk edukasi bagi masyarakat yang hendak beternak ikan, atau memproduksi benih ikan melalui pemijahan.
Sulisman juga mewacanakan untuk pemisahan dinasnya yakni dipisahkan dari perikanan dan peternakan, ia ingin fokus mengurusi soal pertanian dengan perluasan tanaman padi dan jagung di Kota Subulussalam. [Tumangger]
