Ketahuan Mesum, Kepala Sekolah dan Wakilnya Dihukum Cambuk

Ilustrasi. Hukuman cambuk . (Kanal Aceh/Randi)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Oknum kepala sekolah dan wakilnya yang ketahuan mesum di salah satu hotel di Banda Aceh, akhirnya dijatuhi hukuman cambuk. Mereka dieksekusi di Taman Sari, Banda Aceh, Senin (2/3).

Oknum kepala sekolah tersebut berjenis kelamin perempuan berinisial AW (43) dan pasangan prianya HO (35) yang merupakan wakilnya di salah satu Sekolah Menangah Atas di Kabupaten Aceh Jaya.

Baca: Disdik Aceh Berhentikan Kepsek dan Wakilnya yang Terciduk Satu Kamar di Hotel

Keduanya terbukti bersalah melakukan Jarimah Ikhtilath melanggar pasal 25 ayat (1) Qanun Aceh nomor 6 tahun 2014, tentang hukum jinayat. Mereka dihukum cambuk sebanyak 25 kali di depan umum.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Banda Aceh, Hidayat mengatakan, pihaknya menciduk keduanya saat berada dalam satu kamar hotel di kawasan Peunayong pada Bulan Oktober 2019 lalu. Padahal, mereka sudah memiliki pasangan masing-masing yang sah.

“Pasangan ini yang kita tangkap bulan Oktober tahun lalu,” kata Hidayat usai menggelar eksekusi cambuk.

Saat ini, kata Hidayat, keduanya telah diberhentikan dari jabatannya selaku Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah di salah satu SMA Aceh Jaya. [Rand]

 

View this post on Instagram

 

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Pelatih Bhayangkara FC, Paul Munster seolah tidak percaya, timnya ditahan imbang oleh klub promosi liga 1, Persiraja Banda Aceh. Skor dari pertandingan yang digelar di stadion Harapan Bangsa, Sabtu (29/2), itu berakhir sama kuat 0-0. . Paul Munster menyebut, anak asuhnya harusnya bisa mencetak tiga gol pada babak pertama dengan mudah. Hanya saja, skuad The Guardian tidak mampu mencuri gol pertama. Saddil Ramdani cs selalu terganjal dengan barisan pertahanan kokoh Persiraja. . Padahal, menurut Paul, Bhayangkara FC di babak pertama bermain cukup bagus, dan memiliki peluang. Tapi tidak mampu di konversi menjadi gol oleh Ezechiel. . “Di babak pertama kita bermain sangat bagus, kita jauh lebih superior di babak pertama, tapi kita tidak bisa cetak gol pertama, “ kata Paul. . Memasuki babak kedua, lanjut Paul, pemain Bhayangkara tidak mampu berbuat banyak. Bahkan minim peluang ke area pertahanan Persiraja. Ia menilai, hal itu karena faktor adanya pemain 13. Sehingga skuad The Guardian menjadi kewalahan. . Namun, Paul enggan menjelaskan terkait pemain 13 yang ia sebutkan. Saat ditanya wartawan, ia irit bicara. . “Ketika memasuki babak kedua kita tidak bisa buat banyak, peluang dan susah juga ketika kita harus bertanding melawan 12 sampai 13 orang pemain dan lawan 11 pemain,” ucapnya. . Laga di pekan pertama itu juga diwarnai enam kartu kuning yang dikeluarkan oleh wasit. Masing-masing tim mendapat tiga kartu. [Rand] . .#ligashopee #liga1 #aceh #bhayangkarafc #persiraja #bandaaceh #acehbesar #naganraya #pidie #bireuen

A post shared by Kanal Aceh (@kanalacehcom) on

Related posts