Sudah 312 Sampel Swab Diperiksa di Balitbangkes Aceh

ilustarsi, pasien di rawat di rumah sakit. (Foto: Pontas.id)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Kasus virus corona di Aceh saat ini tercatat hanya ada 2 kasus aktif yang sedang ditangani. Provinsi paling barat Indonesia itu menjadi satu-satunya wilayah dengan kasus positif aktif paling sedikit secara nasional.

Kepala Balai Litbangkes Aceh, Fahmi Ichwansyah, mengakui penurunan kasus tersebut. Bahkan, sejak sepekan terakhir Balitbangkes Aceh hanya memeriksa 3-10 sampel per hari.

“Sampel yang masuk ke kami sudah mulai berkurang. Biasanya sampel yang masuk itu rata-rata 15 sampai 20, tapi sepekan terakhir ini dalam sehari hanya di bawah angka 10,” ujarnya seperti dilansir laman Kumparan.com, Selasa (19/5).

Fahmi menjelaskan, Balitbangkes Aceh hingga saat ini telah memeriksa sebanyak 312 sampel swab kasus COVID-19. Dari angka tersebut, hanya 17 orang yang dinyatakan positif virus corona. Sedangkan satu kasus positif lainnya yang meninggal dunia adalah hasil dari Litbangkes di Jakarta.

“Sampai dengan kemarin sudah periksa 312 sampel. Itu untuk seluruh Aceh yang masuk ke Balitbangkes Aceh,” katanya.

Fahmi menilai, penurunan angka kasus COVID-19 di Aceh karena Tim Gugus Tugas, Pemerintah Aceh, dan semua perangkat sudah berjalan dengan baik. Meski masih ada kekurangan, tetapi eskalasi penularan ini makin kecil dan perlahan semakin berkurang.

“Untuk sementara ini memang benar ada penurunan. Mudah-mudahan semakin berkurang,” harapnya.

Meski demikian Fahmi meminta masyarakat Aceh tidak berbesar hati, dia mengimbau agar masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan seperti rajin mencuci tangan, menggunakan masker, dan jaga jarak (physical distancing).

“Lebaran sudah semakin dekat, walaupun sekarang jumlah kasus positif sudah semakin menurun, tetap kita harus patuhi semua protokol kesehatan,”pungkasnya. Sementara itu jubir COVID-19 Aceh, Saifullah Abdulgani, mengatakan penyebab kecilnya angka kasus penyebaran virus karena tidak adanya penularan lokal di Aceh.

“Semua yang terdeteksi dan terkonfirmasi positif COVID-19 itu semua dari luar Aceh,” katanya saat dikonfirmasi.

Selain itu Saifullah melihat, tingkat kesadaran masyarakat Aceh juga sudah lebih tinggi. Musababnya informasi tentang pencegahan virus corona gencar diberikan dimulai sejak Januari.

“Sejak 25 Januari, Aceh sudah masif berita tentang COVID-19. Karena pada saat itu kita juga sudah mulai membuka posko,” sebut Saifullah.

“Jadi mereka hati-hati, tingkat pencegahan yang dilakukan masyarakat terhadap kasus yang dihadapi itu tinggi,” tambahnya. []

Related posts