Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Direktur Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh, Azharuddin tak menampik kasus kematian yang terpapar corona di Aceh cukup tinggi. Namun, rata-rata kasus tersebut karena ada penyakit penyerta (komorbid).
“Faktanya angka kematian Aceh memang tinggi, Kita tidak memahami apa penyebabnya angka kematian yang tinggi di Aceh, banyak faktor. Tapi rata-rata meninggal karena ada komorbid,” kata Azharuddin saat dikonfirmasi, Rabu (7/10).
Sementara itu, kata Azharuddin fasilitas alat kesehatan banyak yang kurang di Aceh. Misalnya seperti alat bantu nafas khusus high flow nasal canul (HFNC). Pihaknya baru memiliki 2 unit.
Sementara sebagai rumah sakit yang menampung banyak pasien terpapar corona, alat itu minimal dibutuhkan 20 unit. “Fasilitas Alkes masih ada yang kurang di Aceh seperti alat bantu nafas khusus High flow nasal canul (HFNC), kita baru punya 2 unit, idealnya butuh minimal 20,” ujarnya.
Selain alat itu RSUZA juga sudah memfungsikan ventilator. Alat itu digunakan bagi pasien yang memerlukan perawatan kritis di RICU.
Sebelumnya, Anggota tim pakar Satgas COVID-19 Dewi Nur Aisyah mengungkap data terkait perkembangan kematian corona mingguan di 10 provinsi prioritas. Ada yang turun, tetapi masih ada yang naik signifikan, seperti di provinsi Aceh.
Menurutnya, yang perlu diwaspadai juga adalah di Aceh. Peningkatan kematian coronanya mencapai 85 persen. [Randi]