Gubernur Aceh Serahkan Sertifikasi Jengkol Abdya

Blangpidie (KANALACEH.COM) – Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah MT sertivikasi tanaman jengkol Aceh Barat Daya (Abdya). Nova mengaku akan menanam jengkol unggul  yang berasal dari kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).

Hal tersebut disampaikannya didampingi Kepala UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Aceh, Habiburrahman STP MSc seusai menyerahkan sertifikat tanda daftar kepemilikan jengkol Abdya sebagai varietas unggul nasional kepada Akmal Ibrahim, Rabu (3/2/) seusai meresmikan jembatan rangka baja Krueng Teukuh di kawasan Lama Tuha, Kecamatan Kuala Batee.

” Kita minta bibit jengkol Abdya untuk di tanami di Bener Meriah dan masukan agar buahnya tumbuh lebat”. Katanya

Selain itu, Nova berjanji akan memasarkan jengkol itu ke kabupaten lain, sehingga jengkol menjadi sumber ekonomi baru bagi masyarakat Abdya dan Aceh.

“Kalau berhasil, saya akan pasarkan di internet dan ke seluruh Aceh,” katanya.
Dulu, kata Nova, masyarakat boleh malu dan gengsi memakan jengkol, tapi sekarang jengkol sudah masuk ke restoran dan menjadi makanan mewah.

“Ini potensi, dan kita tak cukup disitu, bagaimana potonsi ini, harus dikembangkan. Apakah jengkol ini dikalengkan, atau hal-hal lain, yang bisa menembus pasar nasional dan luar nengeri,” pungkas ketua DPD Demokrat Aceh tersebut seraya menyebutkan akan menanam 10 batang bibit jengkol unggul tersebut untuk ditanam.

Sementara itu, Bupati Abdya, Akmal Ibrahim mengatakan, jengkol dari Abdya merupakan jengkol unggul nasional.
Menurut Akmal, bagi perusahaan yang ingin ikut tender pengadaan bibit jengkol, maka harus mendapat surat dukungan dari Abdya

” Jadi perusahaan, kalau mau menang pengadaan jengkol, itu harus ada surat dukungan dari Abdya. Kalau tidak, ya tidak bisa ikut tender dan tidak menang,” kata Akmal.

Bagi Akmal, buah yang mengeluarkan bau khas itu saat ini adalah sumber pendapatan baru bagi warga Abdya, dan kualitasnya mengalahkan Provinsi lainnya.

Menurut Akmal, jengkol adalah tanaman yang sangat menjanjikan dengan biaya perawatan murah. Sayangnya, saat dirinya merintis penanaman jengkol pada 2008 silam, sebagian orang yang menanamnya, selebihnya diletakkan di sumur.

“Kini, mereka sudah panen. Sekali panen, jengkol yang berumur diatas 10 tahun, bisa menghasilkan 1 ton lebih per batangnya, dan ini mengalahkan lampung,” katanya.

Tak aneh, sebut Akmal, bagi orang yang memiliki kebun jengkol seluas 1 hektare, bisa menghasilkan ratusan juta per tahun.

“Sebatang Rp 12 juta, jadi sekali panen, 50 batang saja satu hektar, bisa mendapatkan Rp 600 juta lebih, itu mereka ambil di batang, kita tunggu di bawah, congkel gigi ka meutume Rp 500 juta, dan ini bisa mengalahkan penghasilan anggota DPRA,” ungkap Akmal yang disambut tepuk tangan.

Akmal berharap dengan adanya lisensi bibit unggul nasional itu, bisa memotivasi bagi masyarakat lainnga untuk menanam jengkol.
“Pak Kasdam dan Pak Danrem sudah mulai, saya sudah panen, kalian apakah lihat-lihat saja,” canda kepada awak media.

Related posts